Berbicara dengan Graham disebut jurnalis BBC yang mengangkat kisahnya seperti bermain tebak-tebakan. Seseorang harus mengajukan rentetan pertanyaan sampai mendapat jawaban yang benar.
Bagaimana Gragam bisa seperti sekarang bermula pada Juli 2013 saat ia alami serangan stroke berat. Pasca serangan tangan kanannya lumpuh dan gerakan pada kaki kanannya juga terbatas. Selain itu ada gejala tambahan ia jadi tak bisa menulis dan membaca tapi tetap mengerti apa yang dibilangkan kepadanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bakteri dalam Usus 'Diutak-atik', Cara Lain Cegah Jantungan dan Stroke
"Sangat jarang untuk memiliki masalah komunikasi yang cukup parah namun tetap bisa mengerti dalam hal pemahaman," kata Rudd seperti dikutip dari BBC pada Senin (4/1/2016).
Namun meski jarang, Rudd menambahkan kasus yang dialami Graham tetap bisa terjadi. Bagian otak yang mengatur komunikasi memang saling terkait dengan bagian otak yang mengatur proses informasi namun sebetulnya keduanya terpisah. Oleh sebab itu mungkin saja kerusakan hanya terjadi pada satu bagian.
"Aphasia dapat berarti Anda hanya memiliki kesulitan menemukan kata yang tepat. Tetapi hal ini bisa saja jadi lebih buruk dalam hal pasien memang jadi benar-benar tak bisa mengerti apa yang dikatakan padanya serta tidak bisa mengungkapkan apa-apa," lanjut Rudd.
Sama seperti yang dialami survivor stroke lainnya, kecil kemungkinan untuk Graham memperoleh kembali kemampuan komunikasinya. Rudd mengatakan terapi seperti sering berbicara dengan orang lain hanya dapat meningkatkan kondisi Graham saja.
Baca juga: Obat untuk Insomnia Diklaim Bisa Bantu Pemulihan Pasien Pasca Kena Stroke (fds/up)











































