Tak ada penampakan yang aneh saat Alex Simpson (10) lahir. Secara fisik ia sama seperti bayi-bayi baru lahir pada umumnya. Hanya saja, ia selalu menangis dan tak pernah berhenti sepanjang waktu.
Awalnya orang tua Alex berpikir ini adalah hal yang wajar dialami oleh bayi baru lahir. Namun ketika dua bulan kemudian kondisi Alex tetap sama, mereka memutuskan untuk membawanya ke dokter. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter mendiagnosis Alex dengan hydranencephaly. Ini merupakan gangguan bawaan langka ketika jaringan otak hampir tidak tumbuh sama sekali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ukuran kepala dan refleks spontan seperti mengisap, menelan, menangis, dan menggerakkan lengan dan kaki juga tampak normal. Namun, setelah beberapa minggu, bayi biasanya menjadi mudah marah dan kontraksi ototnya meningkat.
Setelah beberapa bulan kehidupan, kejang dan hidrosefalus, akumulasi kelebihan cairan cerebrospinal di otak, bisa berkembang. Gejala lainnya termasuk gangguan penglihatan, pertumbuhan terhambat, tuli, kebutaan, lumpuh, dan defisit intelektual.
"Alex masih memiliki sebagian kecil otak kecil, sehingga ia masih bisa 'merasakan' hal-hal di sekelilingnya. Ia mengenali saya, ibunya dan adik laki-lakinya," tutur sang ayah, Shawn, seperti dikutip dari Fox News.
Shawn menuturkan bahwa Alex bahkan tahu jika ada hal-hal buruk terjadi. Biasanya kemudian ia akan menangis atau memperlihatkan ekspresi wajah yang sedih.
"Tak sedikit orang yang berkomentar negatif tentang anak saya, tapi saya tetap optimistis. Saya sangat bangga ia mampu bertahan sampai saat ini. Saya ingin orang-orang tahu bahwa hanya karena ia memiliki kondisi istimewa seperti ini, bukan berarti ia tak layak untuk menikmati hidup," tutur Shawn.
Baca juga: Infeksi Virus Zika Sebabkan Bayi di Hawaii Ini Lahir dengan Kerusakan Otak (ajg/vit)











































