Sang ibu, Nur Afifah (32), bercerita bagaimana Zizi bisa mengalami kondisi tersebut berawal dari kasus infeksi usus buntu. Hal itu dialami ketika usia kehamilannya baru lima bulan.
"Saya mengalami infeksi usus buntu kata dokter. Kemudian dua hari atau tiga hari setelah itu saya mules-mules dan dipaksa lahir bayinya karena ketuban sudah pecah, sudah kering," kata Afifah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Agung Z. W. dari Komunitas Prematur Indonesia (KPI) mengatakan bayi yang lahir prematur dengan berat badan rendah akan sangat rentan untuk mengalami kelainan. Pada kasus Zizi terjadi apa yang disebut ROP karena pembuluh darah di mata tak berkembang sempurna.
"Kenapa saya tahu akhirnya Zizi ROP karena waktu usia lima bulan demam dibawa ke dokter. Matanya disenter tapi dokter curiga 'kok matanya diam saja', akhirnya dibawa periksa ke RS Fatmawati dioper ke RS Aini yang menyarankan untuk dipasang ring, cincin," kata Afifah ketika ditemui pada seminar Indonesia Rare Disease di Casa Grande, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (7/8/2016).
Baca juga: Seru! Ketika Para Orang Tua Penyandang Rare Disorder Berkumpul dan Berbagi Pengalaman
"Waktu berjalan dia (Zizi -red) juga mengalami global delayed development. Selama tiga tahun pertama nggak bisa apa-apa hanya tergeletak saja. Saya bersyukur waktu itu memiliki seorang pengasuh yang sangat care terhadap Zizi tiap pagi dijemur, dikenalkan ke tetangga, tiap hari diajak jalan karena jujur waktu itu saya stres parah," lanjut Afifah
Meski demikian Zizi sendiri menunjukkan kemauan hidup yang kuat. Afifah melihatnya dan menyanggupi kebutuhan Zizi semampu mungkin. Seperti misal untuk pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Zizi, puluhan kilometer ditempuh dari kediamannya di Cibubur, Jakarta Timur, ke Lebak Bulus, Jakarta Selatan, memakan waktu 2,5 jam dan biaya Rp 400 ribu sehari.
Perjuangan tersebut beberapa tahun kemudian tampaknya terbayar. Kini di usia delapan tahun Zizi menunjukkan minat dan bakat yang luas tak jauh berbeda dari anak lain seusianya.
"Zizi itu tunanetra tapi kutu buku. Apa saja dia baca sehari bisa sampai tujuh buku braile. Favoritnya buku cerita," tutup Afifah.
Baca juga: Idap Sindrom Langka, Kaki dan Tengkorak Gadis 19 Tahun Ini Tumbuh Abnormal
(fds/vit)











































