Tanjakan demi tanjakan di sepanjang rute Borobudur Marathon 2018 tak membuat Kamil gentar. Ia menargetkan finish dalam waktu 6 jam, dan dalam waktu 2 jam ia sudah menempuh hampir separuh perjalanan.
"Setelah half (21 km) nanti saya slow down," katanya, ditemui detikHealth di km 19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berapapun catatan waktunya, keberhasilan Kamil menaklukkan rute full marathon adalah sebuah prestasi. Akhir tahun lalu, ketika ia sedang menempuh pendidikan S3 di bidang bedah saraf di Kagoshima University, Kamil menjalani operasi pengangkatan tumor di tulang punggung yang berisiko membuatnya lumpuh.
Selain di tulang punggung, tumor juga ditemukan di paru-paru. Kamil bahkan sudah kehilangan sebagian kecil paru-paru kirinya, yang dipotong untuk menyingkirkan sel-sel kanker di bagian tersebut.
Tanjakan terjal di sepanjang rute tak sedikitpun mengendurkan semangat Kamil. Foto: Uyung/detikHealth |
Semangat hidup serta ketekunan menjalani setiap tahap pengobatan membuat Kamil bertahan dari serangan kanker. Kini, semangat itulah yang ingin diserukannya lewat lari marathon, cabang lari jarak jauh yang sangat menguji ketahanan metal dan fisik.
Lewat lari marathon kali ini, Kamil juga melakukan penggalangan dana. Bersama 38 pelari lain, Kamil mengkampanyekan 'Mile to Share' yang hasilnya akan disumbangkan ke Yayasan Kanker Indonesia (YKI) cabang Jawa Timur.
"Kalahkan kanker. Kanker harus dikalahkan," pesan Kamil, ditemui sesaat usai menyelesaikan lomba, Minggu (18/11/2018).
Sebagai survivor atau penyintas, Kamil ingin membagikan semangat perjuangan melawan kanker. Foto: Uyung/detikHealth |












































Tanjakan terjal di sepanjang rute tak sedikitpun mengendurkan semangat Kamil. Foto: Uyung/detikHealth
Sebagai survivor atau penyintas, Kamil ingin membagikan semangat perjuangan melawan kanker. Foto: Uyung/detikHealth