Seorang wanita di Malaysia viral sesuai membagikan kisahnya tak sengaja memergoki calon suaminya gemar menimbun barang dan sampah, atau biasa dikenal sebagai perilaku 'hoarding'. Sayangnya, kebiasaan calon suaminya tersebut baru terkuak setelah setahun bertunangan.
Dikutip dari Mstar, wanita tersebut awalnya sedang makan malam di dekat rumah calon mertuanya. Entah apa yang terbesit dalam pikirannya, namun wanita tersbut berinisiatif untuk menyelinap ke kamar calon pasangannya.
"Saya ingin lihat-lihat (kamar tunangannya). Tetapi saya menyesal," kata wanita yang identitasnya disembunyikan rsebut.
Wanita tersebut mengaku merasa mual setelah mengintip kamar calon pasangannya yang kotor dan berbau busuk. Ia mengisahkan, baunya seperti orang yang tidak mandi bercampur bau rokok. Tidak hanya itu, ia juga menemukan banyak tumpukan cup bekas mi instan dan kaleng kosong di atas meja dan lantai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Ada) handuk yang bercampur tahi lalat di atas kasur dan saya merasa handuk itu basah," ujarnya lebih lanjut.
Wanita tersebut juga menjelaskan kondisi kamar tunangannya yang lembab karena jendela kamar tersebut tidak pernah dibuka. Kejadian itu membuat dirinya ragu untuk melanjutkan hubungannya ke jenjang selanjutnya.
Ia tidak menyangka perilaku pasangannya akan menjadi seperti itu. Sebab, penampilan tunangannya terlihat bersih dan rapi.
"Sekarang kalau dekat-dekat dengan dia, saya merasa ngeri. Geli rasanya. Bagaimana saya menikah dengan seorang pengotor?" bebernya.
Curhatan anonim tersebut viral melalui akun media sosial twitter @ConfessTweetMY. Cerita ini menarik atensi dan pendapat dari netizen.
"Jujur saja, kalau dia (pasangan sang anonim) benar-benar sayang dia akan berubah sebelum menikah. Tolong jangan berharap agar mereka berubah apabila sudah menikah," ujar seorang netizen.
"Saya tidak ingin bilang Anda tidak menerima kekurangan pasangan. Tetapi di level kotor ini, Anda harus berpikir hati-hati karena Anda yang akan sehidup semati dengannya," timpal netizen lainnya.
NEXT: Memahami perilaku 'hoarding' secara medis
Perilaku Hoarding di Mata Medis
Dikutip dari Mayo Clinic, hoarding (gangguan penimbunan) merupakan kelainan atau kesulitan terus-menerus untuk membuang atau berpisah dengan harta benda. Kelainan ini biasanya diindikasikan dengan kebiasaan menaruh barang-barang di seisi rumah hingga tidak ada ruang. Beberapa pengidap hoarding juga suka menaruh barang-barangnya hingga ke garasi atau halaman rumah.
Hoarding berkisar dari penimbunan ringan hingga berat. Dalam beberapa kasus, hoarding memang tidak mengganggu, sementara dalam kasus lain hoarding bisa mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
Pengidap gangguan hoarding mungkin tidak melihat kebiasaannya sebagai gangguan, yang membuat penanganannya menjadi sulit. Namun, perawatan intensif dapat membantu pengidapnya memahami bahwa keyakinan dan perilaku mereka dapat diubah. Sehingga, mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih aman dan menyenangkan.
Gejala Hoarding
Gangguan ini ditandai dengan menyimpan barang secara berlebihan dan kesulitan membuangnya, biasanya sering muncul selama masa remaja atau memasuki awal dewasa. Selain itu, penanganan pada pengidap gangguan hoarding yang sudah lanjut usia akan lebih sulit.
Gejala gangguan hoarding sebagai berikut:
- Memperoleh barang yang tidak diperlukan atau tidak ada tempat untuk menyimpannya secara berlebihan
- Kesulitan untuk membuang atau berpisah dengan barang-barang tersebut
- Merasa perlu untuk menyimpan barang tersebut dan kesal apabila barang tersebut dibuang
- Menumpukkan barang ke satu titik di ruangan hingga menjadi tidak dapat digunakan
- Memiliki kecenderungan ke arah keraguan, perfeksionisme, penghindaran, penundaan, dan masalah dengan perencanaan dan pengorganisasian
Perilaku 'hoarding' juga umumnya dilatarbelakangi oleh beberapa alasan seperti:
- Keterkaitan emosional. Misalnya, mengingatkan mereka pada memori baik atau dari orang-orang tercinta.
- Mereka merasa lebih aman ketika dikelilingi oleh hal-hal yang mereka simpan.
- Mereka tidak ingin menyia-nyiakan apapun.
Hoarding disorder berbeda dengan kolektor atau orang-orang yang punya koleksi. Biasanya, pada kolektor barang seperti perangko atau diecast mobil, mereka dengan sengaja mencari barang-barang tertentu, mengkategorikannya, dan memamerkan koleksinya dengan hati-hati. Meskipun koleksinya bisa banyak, kolektor biasanya tidak berantakan dan tidak menyebabkan kesusahan dan gangguan yang merupakan bagian dari gangguan hoarding.
NEXT: Penanganan untuk pengidap 'hoarding'
Penanganan Gangguan Hoarding
Pengobatan gangguan hoarding bisa menjadi tantangan sebab banyak orang yang tidak menyadari dampak negatif dari kebiasaan menimbun barang atau tidak percaya bahwa kondisi ini memerlukan penanganan.
Orang dengan perilaku 'hoarding' akan bereaksi seperti marah atau frustasi jika barang atau hewan peliharaan mereka diambil. Selain itu, mereka juga akan mengumpulkan lebih banyak lagi untuk memenuhi kebutuhan emosinya.
Meski demikian, gangguan ini dapat diatasi dengan cara-cara berikut
- Melakukan psikoterapi dengan bantuan profesional
- Konsisten pada rencana pengobatan
- Terima bantuan dan jangan ragu meminta bantuan dari orang lain
- Usahakan untuk menjaga kebersihan pribadi dan mandi
- Makan makanan bergizi
- Fokus pada diri sendiri agar bisa hidup lebih baik
- Melangkah secara perlahan
- Merawat hewan peliharaan dengan cara terbaik (makanan, nutrisi, sanitasi, dan perawatan hewan yang tepat).
Simak Video "Video: Viral Cuci Muka Pakai Air Garam, Aman Buat Kulit?"
[Gambas:Video 20detik]
(hnu/vyp)











































