Seorang ibu hamil asal Texas nyaris kehilangan bayi yang dikandungnya karena kebiasaannya menggunakan vape saat mengandung.
Wanita berusia 28 itu terpaksa harus menjalani operasi caesar darurat pada minggu ke-36 setelah mengalami pendarah hebat di paru-parunya. Pendarahan internal tersebut disebabkan oleh kerusakan berulang pada pembuluh darah yang membawa darah mengandung oksigen menuju dan dari jantung.
Penggunaan jangka panjang vape dapat membuat paru-paru terpapar campuran berbagai bahan kimia dan senyawa volatil yang dapat merusak sel. Wanita tersebut mengalami kekurangan oksigen dan memiliki detak jantung yang cepat.
Dokter di Texas Tech University Health Sciences Center menjelaskan kisah tersebut dalam sebuah studi kasus yang diterbitkan dalam American Journal of the Medical Sciences.
Dikutip dari DailyMail, dijelaskan jika saat ini penggunaan vape sudah melampaui standar rokok elektronik. Suami dari pasien tersebut mengkonfirmasi jika istrinya menggunakan vape saat hamil dan mengalami masalah sesak napas.
Kasus tersebut menyoroti bahaya vaping kini dikaitkan dengan masalah jantung dan kanker yang sebelumnya juga dikaitkan dengan rokok biasa. Menggunakan rokok atau vape ketika hamil dapat menimbulkan masalah kehamilan, bahkan setelah anak lahir.
Dalam penelitian yang dilakukan di Swedia, wanita yang selama hamil menggunakan snus, sejenis tembakau tanpa asap, meningkatkan risiko kematian pada bayi yang sudah dilahirkan sebanyak 70 persen.
Menggunakan vape juga bisa memberi dampak kesehatan lainnya misalnya cedera paru, asma, hingga kerusakan kardiovaskular.
Nikotin dalam rokok elektrik dapat secara langsung melukai bayi yang ada di dalam rahim. Bayi dapat mengalami kelainan paru-paru, jantung, otak, dan sistem kekebalan yang tak normal dan bisa berkonsekuensi seumur hidup.
Selain mengalami sesak napas, wanita asal Texas yang tak disebutkan namanya itu juga mengalami hipoksemia yang menyebabkan kadar oksigen dalam darahnya rendah.
Setelah dilakukan operasi caesar, ditemukan darah di urin pasien. Wanita tersebut juga mengalami batuk darah hingga akhirnya dilakukan pemeriksaan bronkoskopi untuk melihat paru-paru dan saluran udara.
Setelah diperiksa, wanita tersebut ternyata mengalami pendarahan alveolar difus (DAH). DAH merupakan jenis pendarahan yang ditandai dengan pendarahan ke dalam ruang kecil di paru-paru di mana karbon dioksida meninggalkan darah dan oksigen masuk.
Dokter berkesimpulan pasien mengalami disfungsi trombosit akibat vaping. Dokter lantas menyarankan pasien tersebut untuk segera berhenti menggunakan vape.
Terlepas dari klaim vape dapat digunakan sebagai alternatif untuk berhenti merokok, dokter mendesak wanita hamil untuk menghentikan penggunaan nikotin sepenuhnya.
Simak Video "Bahaya Vape Vs Rokok"
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)