Seorang pria di Amerika Serikat bernama Eric Joseph Lewis, membagikan kisah hidupnya yang mengonsumsi makanan dari bahan alam liar. Adapun bahan tersebut mulai dari tanaman liar, hingga daging yang didapatkan dari bangkai hewan mati tertabrak di jalan.
Menurut pria berusia 41 tahun itu, hal tersebut dilakukan agar dirinya dapat menghemat uang.
"Saya makan makanan liar setiap hari dan menanam dalam jumlah yang baik. Kita harus memperlakukan tumbuhan seperti manusia," kata Eric, dikutip dari New York Post.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia membatasi pengeluarannya untuk makanan hanya sebesar $50 dollar AS (Rp 766 ribu) per minggu. Baginya, menjalani kehidupan yang lebih dekat dengan alam menjadi hal yang penting.
Bersama kekasihnya, Jess Russell (26 tahun), mereka menghabiskan sebagian besar waktunya mengonsumsi roadkill (hewan mati tertabrak di jalan) sebagai alternatif.
Keseharian pasangan ini diisi dengan mengonsumsi makanan liar, seperti smoothie buah beri dan pesto dari jelatang. Namun, yang paling mencolok adalah kegemaran mereka dalam mencari bangkai hewan liar, termasuk rusa mati.
Bangkai hewan itu bisa memberikan mereka hingga 100 pon daging berkualitas. Mereka bukan hanya penggemar makanan liar, tetapi juga memiliki ketertarikan khusus terhadap hewan-hewan seperti opossum, hingga tupai.
Meskipun Lewis bekerja sebagai pendidik hortikultura, ia tetap mengandalkan supermarket untuk membeli produk-produk tertentu seperti kombucha dan yoghurt kelapa. Namun, biaya makanan mereka telah berkurang secara signifikan berkat program mencari makanan di jalan yang mereka lakukan.
Minatnya dalam mencari makanan di alam liar muncul pertama kali pada tahun 2010 setelah ia mendengar kisah dari mendiang paman tercintanya yang tinggal di kebun blueberry. Saat ini, ia menetap di sebuah kebun pembibitan yang menanam berbagai buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan.
"Kami memakan roadkill. Jika Anda bisa mengatasi ketakutan dan ketidaknyamanan karena hewan ini mati, Anda bisa menyadari bahwa ini adalah kehidupan yang bebas dan menghormatinya," kata Eric.
Sementara di sana Eric juga memasang perangkap untuk menangkap hewan seperti babi hutan dan iguana dan akan memancing untuk dimakan ikan invasif, termasuk ikan lele.
Next: bahaya nggak sih makan daging bangkai hewan yang ketabrak?
Bahaya Nggak Sih Makan Daging Bangkai Hewan yang Ketabrak?
"Hewan yang mati karena cedera setelah ditabrak mobil dapat dimakan dengan aman, asalkan Anda mengikuti beberapa tindakan pencegahan dasar," kata spesialis informasi dan pendidikan di Departemen Perikanan dan Margasatwa Vermont, Nicole.
Adapun salah satu pemeriksaannya adalah memastikan bahwa hewan tersebut tak sakit atau terluka sebelum terbunuh karena tertabrak.
"Setelah pemeriksaan awal dilakukan, ada tiga variabel yang dapat membuat roadkill berbahaya untuk dikonsumsi," kata Meier.
"Yang pertama adalah panas. Jika hewan mati tergeletak di pinggir jalan dalam cuaca panas, kemungkinan dagingnya tidak aman untuk dimakan kecuali baru saja dibunuh (misalnya, jika Anda memukulnya sendiri dan mengetahui sudah berapa lama hewan itu mati)," imbuhnya lagi.
Bakteri biasanya berkembang biak lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi, misalnya dalam suhu berkisar antara 40 dan 140 derajat Fahrenheit (4 dan 60 derajat Celcius). Mereka dapat menggandakan jumlahnya hanya dalam 20 menit.
Saat cuaca hangat, daging hewan yang mati di jalan berpotensi menjadi sarang mikroba yang dapat menyebabkan penyakit.
"Faktanya, setelah seekor hewan mati untuk beberapa waktu Anda dapat melihat kembung karena semua mikroba berkembang biak dan menghasilkan gas di ususnya," kata Meier.











































