Seorang pria obesitas di Inggris menceritakan kisahnya yang diduga mengalami pembekuan darah. Bukannya dibawa ke rumah sakit, para dokter yang menanganinya malah mempertimbangkan untuk mengirimnya ke kebun binatang. Semua gegara bobot badannya yang terlalu besar.
Pria tersebut adalah Jason Holton, yang memiliki BB mencapai 298 kg. Ia diberitahu bahwa satu-satunya mesin yang mampu menahan tubuh besarnya saat jantung dan paru-parunya diperiksa, adalah mesin yang digunakan oleh dokter hewan.
"Tubuhku membengkak seperti 'Nutty Professor'," katanya yang dikutip dari The Sun, Senin (9/10/2023).
The Nutty Professor sendiri merupakan sebuah film tahun 1996, yang menceritakan seorang pria gemuk yang tidak sehat menciptakan ramuan pelangsing instan. Namun, ramuan itu membuat tubuhnya semakin membesar.
Petugas medis yang menangani Jason menduga bahwa ia mengalami pembekuan darah dan organ dalamnya hampir rusak. Dalam sebuah wawancara, ia mengatakan hampir mati karena tubuhnya semakin membesar.
"Saya hampir mati dan yakin saya akan mati," kata pria 33 tahun itu.
"Perawatan dengan suntikan adalah satu-satunya pilihan yang tersisa bagi saya, jadi harus mencobanya. Saya tidak bisa berada di tempat tidur selamanya. Saya tidak ingat kapan terakhir kali berjalan, ini sangat buruk," jelasnya.
Perjuangan Jason melawan obesitas di akhir masa remajanya, saat ia kecanduan makanan cepat saji. Pada Oktober 2020, ia mendadak menjadi berita utama di Inggris saat organ tubuhnya mulai rusak.
Untuk mengevakuasinya, Jason harus ditarik dari flat dua kamar tidur ibunya di Camberley, Surrey, yang melibatkan 30 petugas pemadam kebakaran.
Kondisinya semakin parah pada Januari lalu saat mengalami masalah kesehatan yang serius. Di bulan Juli, ia mengalami serangkaian serangan jantung ringan.
Diketahui, Jason juga merokok lebih dari 30 batang rokok dan minum 2,5 liter jus buah ditambah lima kaleng minuman bersoda bebas gula setiap hari.
Dia menghabiskan dua bulan di Rumah Sakit Frimley Park, di mana harus diangkut melalui ambulans yang disesuaikan secara khusus. Diputuskan oleh NHS bahwa dia akan dipindahkan ke panti jompo swasta di London.
"Saya merasa seperti seorang narapidana di panti jompo. Saya tidak punya kebebasan, saya adalah tawanan mereka," beber Jason.
"Jika saya ingin merokok, saya harus keluar rumah, dan itu tidak mungkin. Saya malah meminta air dan mereka sering menolak memberikannya kepada saya."
Setelah dirawat di rumah sakit selama 2 bulan, Jason cukup sehat untuk kembali ke rumah pada bulan Maret. Tapi dia menolak untuk kembali ke panti jompo.
(sao/vyp)