Kisah Dokter yang Tubuhnya Dipenuhi Kanker, Metastasis dari Usus Besar ke Paru

Averus Kautsar - detikHealth
Selasa, 10 Okt 2023 14:30 WIB
Foto: Dok pribadi Dr Daniel Bockmann
Jakarta -

Seorang dokter dan praktisi chiropractic Dr Daniel Bockmann (54) membagikan kisahnya didiagnosis mengidap kanker yang sudah menyebar di tubuhnya. Ia bahkan mengatakan bahwa hidupnya divonis tinggal 6 bulan lagi.

Dikutip dari Daily mail, ia menceritakan bahwa awalnya ia didiagnosis mengalami kanker usus besar stadium 4 pada tahun 2021. Tim medis yang memeriksa kondisinya melalui pemeriksaan kolonoskopi menemukan tumor seukuran bola softball di rektumnya.

Tidak hanya itu saja, dokter juga menemukan kankernya telah menyebar, tiga di paru-parunya dan tujuh di organ hatinya.

Semenjak diagnosa tersebut, ia lantas menjalani 30 putaran kombinasi kemoterapi dan radiasi. Selain itu prosedur juga diikuti dengan reseksi hati yang menghilangkan sepertiga organ, operasi pada tumor rektum primer, dan pemasangan kantong ostomi.

Kondisi Dr Bockmann sempat membaik dan tumornya mengecil. Namun, sebelum ia melakukan prosedur reseksi usus, situasi mendadak berubah hingga ia harus dirawat di rumah sakit selama tiga bulan.

Dr Bockmann mengidap ileus yang membuat usus kecilnya tidak dapat berkontraksi dan membuang kotoran secara normal ke kantong ostomi. Kondisi ini disebabkan oleh penyumbatan usus.

"Saya tidak bisa berjalan. Otot-ototku telah melemah. Saya tidak bisa mandi. Selama itu, saya menyikat gigi mungkin lima kali. Menyikat gigi hari ini merupakan pencapaian besar," ucap Bockmann.

Ia dirawat di rumah sakit selama setahun oleh tim medis dan ditemani oleh ibunya, Maggie. Semenjak saat itu kondisinya makin baik dan berat badannya kembali normal. Tumor yang ada di duburnya pun juga sudah hilang.

Namun, ia masih memiliki satu tumor di hatinya, tiga di paru-paru kirinya, dan satu di paru-paru kanannya.

Kemunculan Tumor Baru

Tak berhenti sampai situ, tumor baru tumbuh di bagian atas pankreas Dr Bockmann. Jika tumor tersebut terus membesar, kondisi tersebut dapat memutus saluran empedu dan menyebabkan gagal hati.

"Ketika dokter ditanya berapa harapan hidupnya, dia tidak mau menjawabnya. Tapi akhirnya ia mau menjawab dan berkata dua sampai enam bulan lagi," ceritanya lagi.

Kini Dr Bockmann hanya memiliki tiga pilihan.Menjalani imunoterapi eksperimental, melanjutkan kemoterapi, atau menghentikan pengobatan dan membuat dirinya nyaman dengan perawatan paliatif. Perawatan paliatif merupakan perawatan khusus untuk meningkatkan kualitas hidup orang-orang dengan penyakit serius.

"Saya lebih bersemangat dan haus akan kehidupan daripada sebelumnya. Ini merupakan efek samping yang luar biasa dan tidak terduga," ujarnya.




(avk/kna)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork