Belum lama ini viral seorang netizen bernama Gitarani (25) menceritakan pengalamannya menjalani operasi skoliosis. Ia menuturkan bahwa kondisi skoliosisnya sudah cukup parah.
Gitarani mengatakan saat itu punggungnya mengalami bengkok hingga 70 derajat. Kalau tidak segera ditangani kondisi tersebut dapat menekan paru-paru, jantung, dan organ pencernaan.
Ia menceritakan bahwa kejadian ini bermula ketika dirinya masih berusia 15 tahun. Gitarani mengatakan bahwa ketika beraktivitas di sekolah, ia mengalami gejala nyeri dan rasa tidak nyaman tiba-tiba di bagian punggung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi awalnya ngira 'oh kayaknya cuman masuk angin aja' gitu. Sama mama akhirnya dikasih minyak kayu putih. Tapi pas diliat punggungnya ada bagian kayak ngejendol lumayan besar jadi nggak rata punggungnya. Karena nggak tahu apa, akhirnya dibawa ke dokter umum," cerita Gitarani ketika dihubungi detikcom, Selasa (17/10/2023).
Ketika diperiksa, dokter mengatakan bahwa Gitarani mengidap skoliosis. Melihat kondisi tersebut, dokter lantas merujuknya untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan melakukan rontgen.
Setelah dilakukan pemeriksaan, Gitarani langsung disarankan untuk melakukan operasi lantaran tulang punggungnya sudah bengkok 40 derajat. Dokter mengingatkan bahwa kondisi skoliosisnya bisa terus berkembang terlebih saat itu usianya masih 15 tahun.
"Pilihan saat itu selain operasi aku disuruh pakai brace, baju besi kayak baju penyangga. Waktu itu masih minim pengetahuan skoliosis jadi takut juga," ujarnya.
Akhirnya Gitarani tidak melakukan kedua saran dokter tersebut. Hal yang kemudian menjadi pertimbangannya adalah alat penanganan pasien skoliosis tidak secanggih sekarang dan risiko operasinya dinilai terlalu tinggi. Ia juga tidak menggunakan brace karena saat itu mengaku takut dan merasa tak nyaman imbas insecure, berpengaruh ke penampilan.
Untuk merawat kondisinya, ia akhirnya memutuskan untuk melakukan terapi alternatif. Salah satu terapi yang ia lakukan adalah terapi 'kretek-kretek'. Ia menuturkan bahwa terapi yang dilakukan tidak memberi dampak signifikan pada kondisinya.
Ia menuturkan pada 2020 kembali mengecek kondisi tulang punggungnya. Setelah sebelumnya hanya 40 derajat, punggungnya makin bengkok menjadi 60 derajat dan makin bengkok menjadi 70 derajat pada 2023.
Setelah menemukan dokter yang cocok, ia akhirnya memberanikan diri untuk melakukan operasi, dilakukan pada April 2023.
Setelah operasi, Gitarani menceritakan bahwa tubuhnya sempat merasakan sakit luar biasa. Tiga hari pertama usai operasi bahkan ia mengaku tidak bisa tidur dan harus mengonsumsi pereda nyeri.
"Aku selalu bilang kalau sakitnya itu sepadan. Sebelumnya sudah hampir 10-11 tahun selalu struggle dengan kesakitan, pegelnya, nyerinya, terus aku jadi ngerasa nggak masalah lah ditebus dengan tiga hari itu. Setelah operasi rasa pegal dan nyeri itu bener-bener hampir hilang," pungkas Gitarani.
(avk/naf)











































