Fakta-fakta Kakek 73 Tahun Masukkan Baterai ke Mr P dan Tersangkut di Dalam

Round Up

Fakta-fakta Kakek 73 Tahun Masukkan Baterai ke Mr P dan Tersangkut di Dalam

Averus Kautsar - detikHealth
Senin, 19 Feb 2024 07:00 WIB
Fakta-fakta Kakek 73 Tahun Masukkan Baterai ke Mr P dan Tersangkut di Dalam
Heboh baterai tersangkut di dalam penis. (Foto: Sciencedirect)
Jakarta -

Seorang kakek di Australia harus dilarikan ke rumah sakit setelah tiga baterai kancing tersangkut di penisnya. Kakek berusia 73 tahun itu diketahui memasukkan baterai kancing selebar 1,3 cm ke saluran urinenya untuk mendapatkan 'kepuasan seksual'.

Kakek tersebut mengaku sudah sering melakukan hal tersebut namun tidak pernah mengalami kesulitan dalam mengeluarkan baterai tersebut. Setelah menyangkut, ia sempat menunggu selama 24 jam sampai akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke fasilitas medis.

Tim medis yang memeriksa kondisi kakek tersebut menuturkan, baterai yang masuk ke dalam tubuh dapat mengeluarkan cairan korosif yang berbahaya. Efek yang ditimbulkan dapat membakar jaringan dan pembuluh darah dalam beberapa jam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan internal yang berbahaya hingga pendarahan yang berakibat fatal.

"Sejauh pemahaman kami, ini adalah kasus nekrosis uretra pertama yang dilaporkan dengan penyisipan baterai kancing," tulis peneliti dikutip dalam Journal Urology bulan Maret 2024.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya itu saja, dokter juga mengkhawatirkan pasien dapat mengalami infeksi gangrene fournier yang mematikan. Kondisi dapat menyebar dengan cepat dan menyebabkan kematian jaringan yang berpotensi fatal.

Dokter mengungkapkan kakek tersebut datang ke unit gawat darurat Western Health Footscray Hospital, Melbourne dalam keadaan kesakitan. Ia saat itu mengaku tidak bisa mengosongkan kandung kemihnya dengan baik.

Tidak hanya itu, tim dokter juga menemukan lubang uretra kakek tersebut juga berubah warna menjadi hitam. Hal itu terjadi akibat nekrosis atau kerusakan sel yang menyebabkan kematian dini sel dan jaringan hidup.

Langkah yang dilakukan tim dokter adalah berusaha mengeluarkan baterai tersebut menggunakan tang khusus. Namun, pasien merasa kesulitan menjalani prosedur tersebut. Dokter lantas melanjutkan operasi dengan bius total dan proses pengangkatan tiga baterai bisa dilakukan dengan lancar.

Baterai yang bisa dikeluarkan dilapisi dengan cairan seperti 'tar hitam'. Dokter menemukan uretra penis kakek tersebut juga mengalami luka bakar yang cukup luas.

"Semua baterai yang diekstraksi dilapisi dengan bahan seperti tar hitam," tulis tim dokter.

Setelah operasi, dokter memberikan antibiotik selama dua minggu dan kakek itu akhirnya dipulangkan tiga hari pasca operasi karena kondisinya sudah semakin baik.

NEXT: Keluhan selanjutnya tiba-tiba muncul

Masalah yang dihadapi kakek tersebut tidak berhenti, 10 hari kemudian ia kembali ke rumah sakit karena merasakan keluhan. Penisnya mengalami pembengkakan dan mengeluarkan cairan dari uretranya.

"Sayatan dibuat pada kulit penis, sejumlah besar cairan keluar," kata para peneliti.

Tim dokter yang melihat kondisi kakek tersebut kembali melakukan operasi. Dalam prosedur operasi tersebut, dokter menemukan jaringan mati 8 cm di dalam penisnya.

"Mengingat kompleksitas cederanya, rekonstruksi uretra penis formal kemungkinan memerlukan perbaikan 3 tahap," ujar peneliti.

Untuk membantu kakek tersebut buang air, dokter juga memasangkan kateter semi permanen suprapubik. Jenis kateter ini dimasukkan melalui lubang perut lalu langsung ke kandung kemih. Biasanya alat ini harus diganti empat hingga 12 minggu sekali.

Halaman 3 dari 2
(avk/suc)

Berita Terkait