Dokter yang menangani kasus tersebut menyatakan mereka baru menemukan adanya kasus penis patah dengan cara tersebut saat bercinta. Menurut laporan jurnal tersebut, pria berusia 40 tahun itu berhubungan seks dengan pasangan saat penisnya 'melengkung'.
Pada saat itu ia tak mengalami gejala seperti mengeluarkan suara letupan atau kulit penis yang tergulung. Namun penisnya menjadi membengkak, dengan ereksi yang sedikit demi sedikit 'memudar'.
"Pasien mengungkapkan penisnya tertekuk di perineum pasangannya. Menariknya, dia menggambarkan penurunan gairah secara bertahap," kata ulas laporan itu, dikutip dari BMJ.
Pada dasarnya penis tak memiliki tulang, namun fraktur penis atau patah tulang penis dapat terjadi saat lapisan pelindung di sekitar jaringan ereksi yang memompa darah ke penis rusak akibat pembengkokan yang tak biasa.
Setelah diperiksa, dokter bedah menemukan adanya patahan vertikal sepanjang 3 cm di penis, yang dikonfirmasi pemeriksaan MRI. Pakar urologi yang menangani kasus itu mengisahkan, luka yang dialami pasien tidak mereka temui pada pengidap lainnya.
Setelah menjalani perawatan selama enam bulan, pasien dinyatakan sembuh dan bisa bercinta lagi.
"Pasien bisa mencapai ereksi seperti sebelumnya, tanpa adanya kelengkungan maupun jaringan parut yang terdeteksi," kata laporan tersebut.
Simak Video "Fakta Mengejutkan! Investigasi KKI Menemukan Bahaya Ganula Tua!"
(suc/kna)