Di Desa & di Kota Sama Saja, Orang 'Gila' di Mana-mana

Ulasan Khas Ababil dan Gangguan Jiwa

Di Desa & di Kota Sama Saja, Orang 'Gila' di Mana-mana

Nurvita Indarini - detikHealth
Rabu, 24 Okt 2012 08:32 WIB
Di Desa & di Kota Sama Saja, Orang Gila di Mana-mana
ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta -

Gangguan jiwa bisa dialami siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, kelas sosial, ataupun tingkat pendidikan. Bahkan anak-anak dan kaum remaja juga bisa mengalami gangguan jiwa. Orang 'gila' ini bisa ditemui di manapun, di desa maupun di kota.

Orang 'gila' yang dimaksud adalah mereka yang memiliki masalah kejiwaan alias ODMK (orang dengan masalah kejiwaan) berat. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2007, ada 11,6 persen penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun mengalami masalah gangguan kesehatan jiwa.

Suatu desa di Ponorogo, Jawa Timur, disebut sebagai 'kampung gila' lantaran banyak warganya yang mengalami gangguan jiwa. Konon, satu dari 100 penduduk di desa tersebut mengalami gangguan kejiwaan. Diduga masalah ekonomi menjadi pemicu munculnya ODMK.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang perempuan berusia sekitar 20 tahun di suatu desa Kabupaten Kediri, Jawa Timur, bahkan harus dirantai lantaran gangguan jiwanya dianggap sudah sangat mengganggu orang lain.

Haryoto adalah sosok lain contoh orang desa yang mengalami gangguan kejiwaan. Umurnya sekarang sudah puluhan tahun tapi masih setia mengenakan seragam SMA. Gangguan jiwa dialaminya sejak masih duduk di bangku SMA. Menurut sang ibu saat ditemui detikhealth, Haryoto 'berubah' karena keinginannya masuk SMA tidak terpenuhi. Alih-alih belajar di SMA yang diidamkan, Haryoto malah belajar di SMEA yang menjadi pilihan orang tuanya.

Tak hanya di desa, masyarakat kota juga rentan mengalami gangguan kejiwaan. Direktur Medik dan Keperawatan RSJ Soeharto Heerdjan, Dr Reza, beberapa waktu lalu mengatakan saat ini Jakarta adalah kota dengan angka gangguan kesehatan jiwa tertinggi. Di mana gangguan jiwa berat pada usia di atas 15 tahun mencapai angka 2,03 persen. Kemacetan dan tekanan pekerjaan ditengarai menjadi salah satu penyebab meningkatnya jumlah orang yang mengalami gangguan jiwa.

1,9 Persen masyarakat di kota Banda Aceh juga mengalami gangguan kejiwaan. Hal ini disebabkan trauma akibat gempa dan tsunami yang menerjang pada 2004 lalu.

Seseorang bisa mengalami gangguan jiwa karena berbagai macam sebab. Faktor somatogenik (fisik biologis), faktor psikogenik (psikologis), dan faktor sosiogenik (sosial-budaya) adalah tiga faktor yang menyebabkan gangguan kejiwaan.

(vit/vit)
Ulasan Khas Ababil dan Gangguan Jiwa
13 Konten
Masa remaja menjadi proses untuk mencari jati diri seseorang. Nah, bila salah arahan bisa jadi mereka mengalami gangguan pada jiwanya. Lebih lanjut, simak yuk ulasan khas ini.

Berita Terkait