Yang miris adalah seringkali infeksi HIV harus merenggut korban tak bersalah. Sebagai contoh, ibu rumah tangga tertular HIV dari suaminya yang sering melakukan hubungan seks berisiko dengan pekerja seks komersial atau wanita lain yang sudah terinfeksi. Sedangkan untuk mengenali ciri-ciri khusus pria seperti ini bukan hal yang mudah.
"Tidak ada ciri-ciri khusus seperti apa pria-pria yang suka melakukan hubungan seks berisiko. Pada dasarnya kalau menyangkut masalah seks, para pria ini kan paradoks. Artinya mereka mengatakan bahwa pelacuran atau seks di luar nikah itu dosa atau merusak moral, tapi nyatanya banyak juga yang tetap melakukannya," kata kata Prof Kuncoro, guru besar psikologi dari UGM kepada detikHealth seperti ditulis, Rabu (5/12/2012)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak bisa dipungkiri, pria memiliki kekuatan yang lebih besar perihal praktek seks yang aman. Wanita pekerja seks komersial sering kesulitan meminta pelanggannya mengenakan pengaman. Penyebabnya adalah karena hukum pasar, wanita penjaja cinta tersebut harus memberikan pelayanan sesuai keinginan pihak pembayar.
"Pria itu melakukan hubungan seks karena 2 alasan, ada yang mencari kepuasan dan ada yang mencari kenikmatan. Untuk yang mencari kepuasan, biasanya mereka sudah puas jika hanya berhubungan seks saja. Namun untuk yang mencari kenikmatan, mereka enggan mengenakan kondom karena dianggap mengurangi kenikmatan," terang prof Kuncoro.
Walau demikian, jarang sekali ada suami yang mau membuka diri tentang perilakunya yang berisiko kepada istri, baik mengenai perilaku seksualnya maupun penggunaan narkoba suntik. Faktor risiko ini hanya bisa diketahui jika ada bukti fisik atau perubahan perilaku yang mencolok.
Misalnya pada pengguna narkoba suntik adalah adanya kondisi sakau, ditemukan alat suntik dan gejala-gejala kecanduan. Sedangkan untuk perilaku seksual yang tidak aman, identifikasinya bisa jauh lebih sulit.
Pada akhirnya, prof Kuncoro menegaskan mengenali faktor-faktor risiko tertular HIV tergantung pada komunikasi antara pasangan. Komunikasi yang lancar menandakan kepercayaan dan kasih sayang antar pasangan yang meminimalisir perilaku berisiko.
(pah/vit)











































