"Autisme dan santet adalah 2 hal berbeda yang tidak saling berhubungan," kata pendiri Masyarakat Peduli Autisme Indonesia (MPATI), Gayatri Pamoeji, dalam buku 200 Pertanyaan & Jawaban Seputar Autisme.
Menurut dia, jika autis terjadi karena santet, maka kasus ini tidak terjadi di belahan Bumi lainnya seperti Amerika, Australia, maupun Eropa. Sebab di negara-negara maju di benua tersebut, santet tidak populer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena itu terapi anak autis yang satu dan lainnya juga beda-beda. Bisa fungsional, perilaku, integrasi sensoruk, bisa dengan obat, atau dengan biomedis," kata dr Melly dalam perbincangan dengan detikHealth, Rabu (19/12/2012).
Waktu yang diperlukan anak autis untuk terapi pun berbeda-beda. Namun tidak banyak anak yang benar-benar bisa keluar dari autisme, kisarannya hanya 10 persen. Hal ini karena masih banyak anak dengan autisme yang belum ditangani dengan baik.
"Karena ada yang kategori berat, ringan. Lalu melihat kapan ditanganinya secara intensif," sambung dr Melly.
(vit/ver)











































