"Sisa nikotin dan tar masuk di paru-paru terus nempel. Makin sering ngerokok, makin banyak, sering ngomong keras lagi, lagi puasa, mulut kering, jadi bau," terang Prof. drg. Heriandi Sutadi SpKGA (K)., Ph.D, saat dihubungi detikHealth, seperti ditulis Rabu (17/7/2013).
Hal ini juga diamini dokter spesialis penyakit dalam yang kini bertugas di RS Premiere Bintaro, dr. T. Bahdar Johan, SpPD. Menurutnya, nikotin dari rokok menempel di gigi menyebabkan terjadinya plak, ditambah dengan adanya sisa makanan yang ikut menempel di gigi sehingga menambah plak, termasuk bakteri yang berakumulasi dan menimbulkan bau mulut saat berpuasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu apakah menggosok gigi, berkumur dengan mouthwash atau makan permen karet penghilang bau mulut dapat mengatasi masalah ini?
"Untuk hilangkan bau mulut yang instan ya permen karet itu. Kalau kumur untuk mengurangi bakteri saja, masih ada yang nempel tapi enggak seefektif permen mint misalnya. Kalau mouthwash lebih pengaruh untuk kesegaran mulut dan mengurangi bakteri," saran dr. Bahdar.
Tapi Prof Heriandi yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia tersebut memperingatkan, "Makan permen itu karena kandungan atau ada pewanginya saja misalnya. Artinya berpacu sama bau rokoknya, kalo orang banyak ngerokok tapi ngunyah banyak permen juga sama aja, percuma. Akibat rokoknya jadi dobel, satu paru-paru, kedua gigi rusak saat makan permen."
Dengan kata lain kedua dokter sepakat jika makan permen dan gosok gigi setelah merokok atau berkumur dengan moutwash hanya bersifat sementara untuk mengurangi keluhan bau mulut pada perokok saat berpuasa.
"Kalau mau benar-benar hilang baunya ya lebih baik berhenti merokok," tutup dr Bahdar.
(vit/vit)











































