Dikutip dari endometriosis.org, Rabu (2/10/2013), kehamilan terkadang seperti 'obat hormonal' yang bisa menekan sementara gejala endometriosis. Gejala-gejala endometriosis biasanya muncul kembali setelah kelahiran anak. Beberapa wanita bahkan tidak memperlihatkan tanda munculnya gejala endometriosis saat fase menyusui. ASI biasanya memiliki kemampuan menghambat pelepasan estrogen oleh indung telur, sehingga menekan ovulasi serta pertumbuhan dan perkembangan endometriosis .
Pada saat hamil, terjadi peningkatan progesteron yang diperkirakan menekan pertumbuhan dan perkembangan lesi endometriosis. Akibatnya lesi itu menjadi kurang aktif. Selain itu, hal ini bisa terjadi karena pada saat hamil tidak terjadi menstruasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi kebanyakan wanita, efek menguntungkan dari kehamilan ini hanya sementara. Banyak wanita akan mengalami kekambuhan penyakit setelah kembali mendapatkan menstruasi.
Sementara itu menurut Prof. Dr. dr. Ali Baziad, SpOG(K), Kepala Divisi Endokrinologi Reproduksi, Departemen Ilmu Kebidanan dan Kandungan, FKUI/RSCM, faktor-faktor risiko endometriosis antara lain riwayat endometriosis di keluarga, perdarahan menstruasi yang banyak, serta mendapatkan menstruasi di usia yang terlalu muda.
(vit/up)











































