Badan Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO), memperkirakan 500.000 ibu meninggal setiap tahunnya sebagai akibat langsung dari kehamilan. Angka ini muncul mayoritas dari negara-negara berkembang; angka kematian ibu (AKI) mencapai sekitar 600 per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan survei SDKI tahun 2012, AKI di Indonesia mencapai 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah ini meningkat dibanding data SDKI tahun 2007 yang besarnya 228 kematian, dan masih merupakan yang tertinggi di Asia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendarahan, terutama pada kehamilan muda, adalah komplikasi yang paling sering terjadi. Umumnya pendarahan terjadi pada trimester pertama kehamilan. Namun pendarahan juga bisa mengindikasikan keguguran, atau masalah lain yang bisa mengancam nyawa ibu dan bayi.
"Semua kehamilan berisiko pendarahan. Perdarahan itu terjadi karena pertama plasenta previa, plasenta yang nempel di bawah rahim, padahal kan harusnya plasenta itu nempel di atas rahim," jelas dr Dwiana Ocviyanti, SpOG (K), dokter kandungan dari RSCM, saat berbincang dengan detikHealth, seperti ditulis pada Rabu (16/10/2013).
Dr Dwiana menjelaskan plasenta previa menyumbang 5-15 persen AKI. Satu-satunya cara mengatasi perdarahan ini yaitu dengan operasi mengeluarkan si jabang bayi. Kedua perdarahan bisa saja terjadi saat melahirkan.
"Saat mengeluarkan bayi itu kan darahnya berkurang 500 cc. Kalau nggak mau berhenti ya harus kita lakukan operasi pengangkatan rahim. Untuk cegah perdarahan, ya jangan terlalu sering hamil atau jangan hamil karena itu tadi kan, every pregnancy is a risk," tuturnya.
Dihubungi di kesempatan berbeda, dr Aryando Pradana, dokter kandungan di RS Bunda Jakarta, menjelaskan penyebab perdarahan saat persalinan adalah letak plasenta, rahim yang tidak dapat berkontraksi (atonia uterus), kelainan faktor pembekuan darah ibu dan trauma selama persalinan seperti persalinan pervaginam yang sulit dan robeknya rahim.
"Kondisi ini sangat berbahaya apabila dikenali terlambat. Penting sekali untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya perdarahan secara cepat dan melakukan tindakan penghentian perdarahan," jelas dr Nando, panggilan akrabnya.
Masih sulitnya transportasi menuju rumah sakit rujukan di sebagian daerah di Indonesia menjadi salah satu kunci yang menyebabkan terlambatnya penanganan perdarahan saat persalinan. Menurut dr Nando, salah satu pencegahan adalah mengenali pasien-pasien yang memiliki risiko tinggi untuk terjadinya perdarahan saat persalinan, agar melakukan persalinan di rumah sakit.
(mer/vit)











































