"Penanganan tergantung kondisi ibunya. Karena itu wanita hamil juga harus belajar mengerti, harus hati-hati, terus memelihara kehamilannya dan periksa dengan teratur. Rajin periksa supaya kalau ada perubahan sedikit bisa diketahui," ungkap Dr Dwiana Ocviyanti, SpOG (K), dokter ahli kebidanan dan kandungan dari RSCM, kepada detikHealth dan ditulis pada Rabu (16/10/2013).
Dr Dwiana menyatakan bahwa eklampsi itu berasal dari bahasa latin yang artinya halilintar, sebab kondisi tersebut datangnya tiba-tiba dan mematikan. Cara mengatasinya yang paling baik adalah mengeluarkan sang bayi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sependapat dengan Dr Dwiana, dr Aryando Pradana, yang akrab disapa dr Nando, juga mengungkapkan bahwa pre-eklampsia tidak dapat dicegah, sebab sampai saat ini belum ada satu pun metode yang terbukti efektif bisa mencegah terjadinya pre-eklampsia.
"Penanganannya adalah melakukan stabilisasi tekanan darah dan segera melahirkan bayi sebelum kondisi pre-eklampsia berubah menjadi kondisi yang lebih berat yaitu eklampsia," ujar dr Nando, yang merupakan dokter ahli kebidanan dan kandungan dari RS Bunda Jakarta, saat dihubungi detikHealth.
Eklampsia sendiri menurut dr Nando ditandai dengan terjadinya kejang yang kemudian dapat mengakibatkan terjadinya stroke, kebutaan dan bahkan sampai terjadinya kematian.
"Tapi setelah bayi lahir, umumnya kondisi pre-eklampsia akan menghilang secara perlahan, tekanan darah secara bertahap akan kembali ke kondisi normal seperti saat sebelum hamil," terang dr Nando yang bisa dihubungi melalui akun Twitter @Nando_dr ini.
(ajg/vit)











































