Apakah Anda dan anak-anak Anda aktif di media sosial? Jika iya, salah satu hal yang perlu diwaspadai adalah cyberbullying alias perlaku bully yang dilakukan dengan memanfaatkan dunia maya. Meski dilakukan di dunia maya, bullying bisa jadi sangat membebani korbannya. Dalam beberapa kasus, korban cyberbullying bahkan sampai menghabisi nyawanya sendiri.
Pemerhati anak, Seto Mulyadi, menjelaskan perbuatan cyberbullying antara lain mengancam, mengintimidasi seseorang dengan ancaman foto-foto dalam keadaan tidak baik atau telanjang akan disebarkan, menyebarkan berita perilaku buruk seseorang, menyudutkan seseorang dalam keadaan psikologis sehingga tidak berdaya dengan melalui media sosial.
"Kalau bullying biasa dipukul, dianiaya secara fisik," terang pria yang akrab disapa Kak Seto ini dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (29/1/2013).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cyberbullying pelakunya anonim. Kalau anonim, sudah nggak ketahuan, bisa sangat luas, sangat cepat menyebarnya dan sukar dihapus. Kalau sudah terlanjur tersampaikan sangat susah untuk menghilangkannya," ucap perempuan yang akrab disapa Vera ini.
Sedangkan menurut pegiat internet sehat, Donny BU, cyberbullying bisa dilakukan oleh anak-anak. "Ciri-cirinya ada tiga. Pertama, dilakukan untuk menyakiti perasaan orang lain. Kedua, dilakukan dengan sengaja. Ketiga, dilakukan secara terus menerus dan berulang," ujar Donny.
Dikutip dari www.stopbullying.gov, cyberbullying adalah intimidasi yang dilakukan dengan menggunakan teknologi elektronik. Teknologi elektronik ini termasuk perangkat dan peralatan seperti telepon seluler, komputer dan tablet, serta alat komunikasi seperti situs media sosial, pesan teks, chatting, dan web.
Kerap terjadi cyberbullying dilakukan pelaku dengan mengirimkan rumor melalui email atau diposting di jejaring sosial. Tak jarang akun palsu digunakan untuk melancarkan bullying di dunia maya.
Anak-anak yang diintimidasi di dunia maya, sering kali diganggu secara pribadi juga. Selain itu, anak-anak yang di-bully secara cyber juga semakin sulit menjauh dari intimidasi yang dilakukan pelaku.
Daily Mirror pernah melansir beberapa fakta yang terungkap dalam sebuah survei tentang cyberbullying di mana remaja 2 kali lebih rentan mengalami cyberbullying di Facebook dibandingkan di jejaring lainnya. Selain itu 54 persen remaja yang menggunakan Facebook mengaku pernah mengalami bullying di jejaring tersebut. Sementara 28 persen remaja yang menggunakan Twitter mengaku pernah mengalami bullying di jejaring tersebut.
Ulasan khas kali ini detikHealth akan mengupas seputar cyberbullying. Fenomena ini sangat perlu diwaspadai karena di luar negeri sampai membuat anak dan remaja nekat mengakhiri hidupnya. Selamat membaca!
(vit/up)











































