Situs media sosial tidak hanya bisa menghubungkan Anda dengan teman atau keluarga, tetapi juga bisa menjadi alat yang digunakan untuk menyakiti orang lain, atau yang dikenal dengan istilah cyberbullying. Pelakunya bisa siapa saja, termasuk anak-anak.
Dengan tingkat emosi yang belum stabil, anak-anak dan remaja seringkali hanya ikut-ikutan dan terbawa arus dalam pergaulan. Ketika salah seorang temannya memiliki ponsel baru nan canggih, maka jangan heran kemudian anak Anda juga minta dibelikan ponsel yang sama.
Tapi untuk urusan anak, orang tua sebaiknya harus memiliki tanggung jawab. Jangan hanya karena memiliki uang lalu memberikan anak smartphone atau gadget mahal, tapi tidak dipantau penggunaannya. Salah-salah, anak Anda malah terlibat dalam perilaku cyberbullying.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ponsel dan komputer sendiri tidak bisa disalahkan untuk cyberbullying. Jejaring media sosial dapat digunakan untuk kegiatan positif, seperti menghubungkan anak-anak dengan teman dan keluarga, membantu siswa dengan sekolah, juga sebagai hiburan. Tapi alat ini juga dapat digunakan untuk menyakiti orang lain bila tidak ada orang tua yang mengawasi.
Bila anak sudah telanjur terlibat dengan tindakan cyberbullying, Seto Mulyadi menyarankan bahwa komunikasi yang baik adalah solusinya. Ajak anak bicara dengan bahasa yang baik dan jelaskan apa saja dampak yang harus ditanggungnya bila terus melakukan cyberbullying.
"Banyak komunikasi dengan anak, tunjukkan bahwa pembully adalah tindakan pengecut, sangat tidak dibenarkan, melanggar undang-undang dan sebagainya," tutur Kak Seto, pemerhati anak.
(mer/vit)











































