Untuk lebih jelasnya, simak beberapa dampak cyberbullying terhadap orang-orang yang terlibat dalam aksi tersebut, seperti halnya dirangkum detikHealth dari berbagai sumber, Rabu (29/1/2014) berikut ini.
1. Jadi Pelaku Bullying
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
Uniknya sebuah studi dari Inggris menemukan anak tengahlah yang paling sering melakukan bullying, terutama karena mereka harus berebut perhatian orang tua dengan si sulung dan si bungsu. Dan anak-anak yang melakukan bullying di rumah juga cenderung melakukan hal yang sama saat di sekolah. Anak yang terbiasa melakukan kekerasan terhadap saudara kandungnya sendiri kemungkinan besar akan membawa sifat ini saat bermain dengan teman-temannya.
2. Sakit Jantung
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
Pemerhati anak Seto Mulyadi mengungkapkan trauma yang dirasakan para korban bullying bisa membuatnya jatuh sakit. "Ketakukan karena ada ancaman terus-menerus jadinya jantung terganggu atau darah tinggi," tegasnya.
3. Depresi
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
Bahkan bila dibiarkan, persoalan ini akan terus terbawa hingga si korban beranjak dewasa.
Hasil riset dari Brown University mengungkapkan pelaku bullying berisiko dua kali lipat mengalami depresi, kecemasan dan gangguan pemusatan perhatian daripada si korban. Sedangkan riset lain dari University of Essex UK pun menemukan orang-orang yang terlibat dalam bullying, baik sebagai korban maupun pelaku bullying atau biasa disebut dengan 'bully-victims' berisiko enam kali lipat terserang sakit kronis saat beranjak dewasa, di samping memiliki kebiasaan merokok dan mengidap gangguan psikiatri tertentu.
4. Penurunan Prestasi
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
Pada akhirnya mereka tak lagi tertarik pada pelajaran, nilai akademik menurun dan tidak menutup kemungkinan untuk mengalami DO (drop out).
5. Melakukan Tindak Kriminal
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
6. Perilaku Agresif
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
Bahkan mereka dikatakan berisiko membawa perilaku ini hingga beranjak dewasa. Tidak menutup kemungkinan hal serupa akan dilampiaskan pada pasangan atau anak kelak.
7. Bunuh Diri
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
Pemerhati anak dari Komnas Perlindungan Anak, Seto Mulyadi sendiri mengaku pernah menangani seorang remaja yang hampir bunuh diri karena tidak tahan cibiran dan ejekan teman-temannya di sekolah.
Begitu pula dengan banyak kasus bunuh diri akibat bullying yang terjadi di Barat. Misal Amanda Todd (15) dari Kanada yang bunuh diri karena foto-foto vulgarnya tersebar di dunia maya atau Helena Farrell (15) dari Inggris hanya karena terlahir dengan rambut merah (ginger hair).
Halaman 2 dari 8











































