"Alergi itu menurun tapi berpeluang. Kalau orang tua alergi, anak memiliki kemungkinan alergi 20 persen lebih besar dibanding dengan teman-teman lain seumurannya," ujar dr Aditya Suryansyah, SpA, spesialis anak RSAB Harapan Kita Jakarta dan RSIA Buah Hati Ciputat, kepada detikHealth dan ditulis pada Rabu (5/2/2014).
Oleh karenanya, ia menyimpulkan bahwa tidak selalu orang tua yang alergi maka pasti anaknya nanti pasti alergi juga. "Hanya peluang anak untuk alergi menjadi lebih besar. Alergi semua prinsipnya seperti itu, termasuk alergi antibiotik," paparnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisa saja bapaknya alergi lalu anaknya juga. Namun jika bapaknya tidak alergi, anaknya tetap bisa alergi. Alergi itu sifatnya sporadis," terang dr Apin, yang selain bekerja sebagai dokter, juga dikenal sebagai penulis buku 'Orangtua Cermat Anak Sehat'.
Disebutkan Claire McCarthy, MD, dari parenting.com, tanda-tanda alergi obat, termasuk antibiotik, biasanya berupa pembengkakan wajah (terutama di sekitar mulut) dan sesak napas. Nah, jika anak Anda terlihat sulit bernapas, detak jantungnya semakin cepat, pusing, dan tampak kebingungan, maka Anda sebaiknya segera membawanya ke dotker.
Jika diabaikan, gejala-gejala tersebut dapat berlanjut menjadi reaksi alergi yang parah, salah satunya muncul ruam dan gatal-gatal. Meskipun ruam dan gatal-gatal tak selalu muncul akibat alergi antibiotik dan bisa muncul akibat kondisi lain, dengan berkonsultasi ke dokter maka akan semakin cepat pula dokter menentukan apakah memang konsumsi antibiotik menjadi faktor penyebabnya.
(ajg/vit)











































