"Kalau di Indonesia itu harus mempunyai rahim, indung telur, dan harus ada spermanya juga. Sebab, ada beberapa penyakit yang membuat wanita jadi tidak punya rahim, itu tidak bisa," papar dr R. Muharam, SpOG saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (12/3/2014).
Indikator lainnya yang harus diperikasa adalah kualitas dari sel telur si ibu. Apalagi jika tak ada sperma dari ayah maka program bayi tabung tak bisa dilakukan karena menurut dr Muharam di Indonesia tidak menganut donor sperma.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kalau dia sudah pernah check up 6 bulan sebelumnya di tempat lain ya tidak usah screening lagi," kata dr Ivan.
Nah, untuk biaya pemeriksaan, dr Ivan mengatakan biasanya pasien bisa mengeluarkan biaya Rp 2,5 sampai 5 juta. Untuk keberhasilan program bayi tabung, dr Aryando Pradana SpOG yang juga berpraktik di RSU Bunda menuturkan kesempatan untuk hamil jika prosesnya normal sekitar 15-20%. Sedangkan, jika menggunakan teknologi reproduksi berbantu sekitar 35-50%.
"Kalau dengan bayi tabung di bawah usia 43 tahun 40-50%. Dari 10 orang di bawah usia 43 tahun 4 sampai5 orang berhasil dalam satu kali proses bayi tabung dalam satu bulan," kata dokter yang akrab disapa dr Nando ini.
(rdn/vit)











































