"Risiko yang mungkin saja terjadi itu yang pertama tentu saja risiko kegagalan. Kegagalan ini bisa saja terjadi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor usia, penyebab ketidaksuburan, kondisi sperma, atau kondisi dari wanitanya," terang dr Satrio Dwi Prasojo, SpOG ketika dihubungi detikHealth dan ditulis Rabu (12/3/2014).
Dokter spesialis kandungan dari Brawijaya Women and Children Hospital Jakarta tersebut juga mengatakan risiko infeksi dan kerusakan sel setelah dilakukan pembekuan pun bisa terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Ivan Rizal Sini, MD, FRANZCOG, GDRM, SpOG dari Morula IVF Clinic Jakarta juga menambahkan beberapa faktor penyebab gagalnya prosedur bayi tabung, antara lain:
1. Kualitas embrio yang tidak bagus karena pengaruh kromosom
2. Usia wanita di atas 35 tahun
3. Adanya kista, polip atau mioma
4. Adanya infeksi rongga panggul
5. Kelainan kekentalan darah
Dalam proses penanaman embrio ke rahim si calon ibu juga kerap terjadi kegagalan karena ini bergantung pada kemampuan rahim menangkap embrio. Komunikasi embrio dengan rahim sendiri kadang tidak sinkron karena berbagai faktor, salah satunya ada infeksi atau mioma uteri, polip dan kista itu tadi.
"Dampak lain yang paling sering terjadi adalah gemuk. Tubuh wanita (yang menjalani program bayi tabung) akan jadi lebih gemuk," imbuh dr Khairani Sukatendel, SpOG dari RS Siti Hajar, Medan.











































