Beda Nasib Sperma pada Pembuahan Alami Vs Bayi Tabung

Ulasan Khas Bayi Tabung

Beda Nasib Sperma pada Pembuahan Alami Vs Bayi Tabung

Zanel Farha Wilda - detikHealth
Rabu, 12 Mar 2014 16:32 WIB
Beda Nasib Sperma pada Pembuahan Alami Vs Bayi Tabung
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta - Pembuahan berbantu pada bayi tabung punya banyak perbedaan dengan pembuahan alami, salah satunya menyangkut sperma yang digunakan. Mulai dari jumlah sperma yang dibutuhkan, hingga proses bertemunya dengan sel telur.

Dirangkum dari hasil wawancara detikHealth dengan beberapa dokter kandungan, berikut ini perbedaan antara bayi tabung dengan pembuahan berbantu, menyangkut sperma yang digunakan, seperti ditulis pada Rabu (12/3/2014).

1. Jumlah

Meski untuk hamil hanya dibutuhkan 1 sel sperma, pada pembuahan alami peluang terjadinya kehamilan membutuhkan 20 juta sel sperma per mililiter air mani. Artinya ada jutaan sperma yang terlibat karena air mani yang dikeluarkan dalam sekali ejakulasi rata-rata mencapai 5-15 mililiter.

"Sperma yang dibutuhkan untuk bayi tabung sebenarnya hanya 1 saja sudah cukup. Jadi masing-masing sel telur 1, sperma 1, dan itu sudah cukup untuk bayi tabung," kata  dr. Khairani Sukatendel, Sp.OG dari RS Siti Hajar, Medan.

2. Cara mengeluarkan

Pada pembuahan alami, keluarnya sperma dari tubuh laki-laki umumnya terjadi melalui hubungan seks. Saat mencapai orgasme, akan terjadi semburan sperma yang disebut ejakulasi di dalam tubuh pasangan. Proses ini tidak terjadi pada bayi tabung karena pertemuan sel telur dan sperma tidak terjadi di dalam tubuh. Biasanya, sperma untuk bayi tabung dikeluarkan dengan masturbasi.

"Jika suami memiliki kelainan tidak bisa mengeluarkan sperma sedikit pun, maka pengeluarannya itu dengan cara aspirasi, yaitu mengambil sperma dari testis dengan alat," kata dr Khairani.

3. Seleksi

Dalam proses pembuahan alami, jutaan sel sperma akan bersaing untuk menuju sel telur. Survival of the fitest berlaku di sini, yakni hanya 1 sel sperma yang paling tangguh yang akan bertemu dengan sel telur. Tidak ada campur tangan manusia untuk menentukan pemenangnya.

Pada bayi tabung, dokter bisa memilih sendiri sperma terbaik yang akan dipertemukan dengan sel telur. "Proses seleksinya dengan meneteskan zat kimia pada sperma. Dari situ akan kelihatan perbedaan spesifiknya," kata dr Khairani.

4. Pertemuan dengan sel telur

Perjalanan sperma menuju sel telur dalam pembuahan alami penuh perjuangan. Terbukti dari jutaan sperma yang dikeluarkan, hanya akan ada 1 yang akan berhasil membuahi sel telur. Sisanya tidak mampu bertahan sampai ke tujuan.

Pembuahan berbantu mempermudah proses tersebut. Tak perlu adu cepat berenang menuju sel telur, sperma langsung dipertemukan di laboratorium. "Sel telur ditetesi sperma. Namun jika potensi dari spermanya itu kecil, maka spermanya akan dimasukan dengan injeksi ke dalam sel telurnya itu," kata dr Khairani.

5. Lama bertahan

Dalam kondisi cairan vagina yang ideal yakni pH antara 7-8, sperma bisa bertahan hidup di saluran reproduksi perempuan selama 5-6 hari. Lebih dari itu, mereka tidak bisa lagi membuahi. Pada pembuahan berbantu, teknologi pembekuan membuat sperma bisa disimpan hingga bertahun-tahun. Bahkan setelah dipertemukan dengan sel telur.

"Setelah dilakukan injeksi, maka biasanya akan dibekukan. Pembekuan ini dapat disimpan untuk bertahun-tahun. Namun dokter biasanya membatasi hanya sampai 6 bulan saja," kata dr. Satrio Dwi Prasojo, Sp.OG dari RS Asri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Halaman 2 dari 6
Meski untuk hamil hanya dibutuhkan 1 sel sperma, pada pembuahan alami peluang terjadinya kehamilan membutuhkan 20 juta sel sperma per mililiter air mani. Artinya ada jutaan sperma yang terlibat karena air mani yang dikeluarkan dalam sekali ejakulasi rata-rata mencapai 5-15 mililiter.

"Sperma yang dibutuhkan untuk bayi tabung sebenarnya hanya 1 saja sudah cukup. Jadi masing-masing sel telur 1, sperma 1, dan itu sudah cukup untuk bayi tabung," kata  dr. Khairani Sukatendel, Sp.OG dari RS Siti Hajar, Medan.

Pada pembuahan alami, keluarnya sperma dari tubuh laki-laki umumnya terjadi melalui hubungan seks. Saat mencapai orgasme, akan terjadi semburan sperma yang disebut ejakulasi di dalam tubuh pasangan. Proses ini tidak terjadi pada bayi tabung karena pertemuan sel telur dan sperma tidak terjadi di dalam tubuh. Biasanya, sperma untuk bayi tabung dikeluarkan dengan masturbasi.

"Jika suami memiliki kelainan tidak bisa mengeluarkan sperma sedikit pun, maka pengeluarannya itu dengan cara aspirasi, yaitu mengambil sperma dari testis dengan alat," kata dr Khairani.

Dalam proses pembuahan alami, jutaan sel sperma akan bersaing untuk menuju sel telur. Survival of the fitest berlaku di sini, yakni hanya 1 sel sperma yang paling tangguh yang akan bertemu dengan sel telur. Tidak ada campur tangan manusia untuk menentukan pemenangnya.

Pada bayi tabung, dokter bisa memilih sendiri sperma terbaik yang akan dipertemukan dengan sel telur. "Proses seleksinya dengan meneteskan zat kimia pada sperma. Dari situ akan kelihatan perbedaan spesifiknya," kata dr Khairani.

Perjalanan sperma menuju sel telur dalam pembuahan alami penuh perjuangan. Terbukti dari jutaan sperma yang dikeluarkan, hanya akan ada 1 yang akan berhasil membuahi sel telur. Sisanya tidak mampu bertahan sampai ke tujuan.

Pembuahan berbantu mempermudah proses tersebut. Tak perlu adu cepat berenang menuju sel telur, sperma langsung dipertemukan di laboratorium. "Sel telur ditetesi sperma. Namun jika potensi dari spermanya itu kecil, maka spermanya akan dimasukan dengan injeksi ke dalam sel telurnya itu," kata dr Khairani.

Dalam kondisi cairan vagina yang ideal yakni pH antara 7-8, sperma bisa bertahan hidup di saluran reproduksi perempuan selama 5-6 hari. Lebih dari itu, mereka tidak bisa lagi membuahi. Pada pembuahan berbantu, teknologi pembekuan membuat sperma bisa disimpan hingga bertahun-tahun. Bahkan setelah dipertemukan dengan sel telur.

"Setelah dilakukan injeksi, maka biasanya akan dibekukan. Pembekuan ini dapat disimpan untuk bertahun-tahun. Namun dokter biasanya membatasi hanya sampai 6 bulan saja," kata dr. Satrio Dwi Prasojo, Sp.OG dari RS Asri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

(up/vit)

Ulasan Khas Bayi Tabung
13 Konten
Program bayi tabung menjadi salah satu pilihan untuk pasangan yang sulit memiliki anak. Sayangnya, prosedur ini tidak efektif 100 persen lho. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan khas kali ini.
Berita Terkait