Ini Dia Tahapan Prosedur Bayi Tabung

Ulasan Khas Bayi Tabung

Ini Dia Tahapan Prosedur Bayi Tabung

Zanel Farha Wilda - detikHealth
Rabu, 12 Mar 2014 17:38 WIB
Ini Dia Tahapan Prosedur Bayi Tabung
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Jakarta -

Untuk menjalani program bayi tabung, pasangan suami istri harus melalui beberapa tahapan untuk memastikan apakah program tersebut layak dilakukan. Apa saja tahapannya?

Bayi tabung atau yang biasa dikenal dengan In Vitro Fertilization (IVF) merupakan proses pembuahan dibantu dengan teknik rekayasa oleh manusia dengan cara menggabungkan sel telur dan sel sperma dalam suatu kultur yang dilakukan dalam laboratorium embryologi.

Berikut tahapan prosedur bayi tabung berdasarkan penjelasan dua ahli bayi tabung di Indonesia:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Seleksi dan konseling

Ilustrasi (Foto: thinkstock)
"Pertamanya itu dimulai dengan proses konseling," jelas dr Khairani Sukatendel, Sp.OG, ahli kebidanan dan kandungan di RS Siti Hajar, Medan, sat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (11/3/2014).

Dalam proses konseling ini, suami dan istri harus hadir sehingga dokter bisa memahami keinginan pasien dan akhirnya bisa merencanakan program bayi tabung. Pada tahap ini, dokter akan memberitahu syarat-syarat apa saja yang diperlukan untuk mengikuti proses bayi tabung.

"Lalu berikutnya adalah seleksi dari pasangannya, untuk memastikan apakah proses bayi tabung ini layak untuk dilakukan. Kelayakannya ini dilihat dari misalnya kondisi sperma pasangannya," ujar dr Satrio Dwi Prasojo, Sp.OG, dokter dari RS Asri, Duren Tiga, Jakarta.

2. Pemeriksaan awal

Ilustrasi (Foto: thinkstock)
"Nah, setelah layak, baru dilakukan pemeriksaan awal," jelas dr Satrio, yang juga berpraktik di RSIA Budhi Jaya, Menteng dan Brawijaya Women and Children Hospital.

Setelah pemeriksaan awal, apabila dirasa kondisinya sudah cukup dan memungkinkan, maka mulailah masuk kepada periode bayi tabung.

3. Pematangan sel telur dan pengambilan sperma

Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Proses bayi tabung dimulai dengan pematangan sel telur, di mana istri akan meminum obat hormon untuk mematangkan sel telur tersebut. Jika pada saat tertentu sel telur telah matang, maka akan dilakukan panen sel telur.

"Saat itulah alat mulai dimasukkan dari vagina, dibantu dengan pemeriksaan USG hingga akhirnya sampai di indung telur," jelas dr Khairani.

Sel telur yang matang kemudian akan 'disedot' dengan menggunakan alat yang sangat kecil dan diletakkan ke dalam satu tabung khusus, yang dipastikan lingkungan di dalam tabung memungkinkan untuk menumbuhkan sel telur dan sperma.

4. Pemantauan

Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Dokter akan memantau perkembangan sel di dalam tabung tersebut. Pemantauannya dilakukan hari demi hari, bahkan per jam.

5. Penanaman embrio

Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Ketika sel tersebut telah membelah dan berkembang menjadi embrio, lalu embrio sudah siap, maka akan ditanamkan ke dalam rahim. Dalam proses pertumbuhan embrio tersebut, istri akan diberi obat untuk mendukung rahimnya, sehingga memiliki lingkungan yang tepat untuk pertumbuhan.

"Semuanya ini memakan waktu 1 bulan. Setelah 1 bulan itu maka akan dilihat hasilnya menggunakan testpack. Jika positif kan artinya berhasil, maka pengamatan pun dilakukan melalui USG, layaknya kehamilan biasa," tutup dr Khairani.

Halaman 2 dari 6
"Pertamanya itu dimulai dengan proses konseling," jelas dr Khairani Sukatendel, Sp.OG, ahli kebidanan dan kandungan di RS Siti Hajar, Medan, sat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (11/3/2014).

Dalam proses konseling ini, suami dan istri harus hadir sehingga dokter bisa memahami keinginan pasien dan akhirnya bisa merencanakan program bayi tabung. Pada tahap ini, dokter akan memberitahu syarat-syarat apa saja yang diperlukan untuk mengikuti proses bayi tabung.

"Lalu berikutnya adalah seleksi dari pasangannya, untuk memastikan apakah proses bayi tabung ini layak untuk dilakukan. Kelayakannya ini dilihat dari misalnya kondisi sperma pasangannya," ujar dr Satrio Dwi Prasojo, Sp.OG, dokter dari RS Asri, Duren Tiga, Jakarta.

"Nah, setelah layak, baru dilakukan pemeriksaan awal," jelas dr Satrio, yang juga berpraktik di RSIA Budhi Jaya, Menteng dan Brawijaya Women and Children Hospital.

Setelah pemeriksaan awal, apabila dirasa kondisinya sudah cukup dan memungkinkan, maka mulailah masuk kepada periode bayi tabung.

Proses bayi tabung dimulai dengan pematangan sel telur, di mana istri akan meminum obat hormon untuk mematangkan sel telur tersebut. Jika pada saat tertentu sel telur telah matang, maka akan dilakukan panen sel telur.

"Saat itulah alat mulai dimasukkan dari vagina, dibantu dengan pemeriksaan USG hingga akhirnya sampai di indung telur," jelas dr Khairani.

Sel telur yang matang kemudian akan 'disedot' dengan menggunakan alat yang sangat kecil dan diletakkan ke dalam satu tabung khusus, yang dipastikan lingkungan di dalam tabung memungkinkan untuk menumbuhkan sel telur dan sperma.

Dokter akan memantau perkembangan sel di dalam tabung tersebut. Pemantauannya dilakukan hari demi hari, bahkan per jam.

Ketika sel tersebut telah membelah dan berkembang menjadi embrio, lalu embrio sudah siap, maka akan ditanamkan ke dalam rahim. Dalam proses pertumbuhan embrio tersebut, istri akan diberi obat untuk mendukung rahimnya, sehingga memiliki lingkungan yang tepat untuk pertumbuhan.

"Semuanya ini memakan waktu 1 bulan. Setelah 1 bulan itu maka akan dilihat hasilnya menggunakan testpack. Jika positif kan artinya berhasil, maka pengamatan pun dilakukan melalui USG, layaknya kehamilan biasa," tutup dr Khairani.

(mer/vit)

Ulasan Khas Bayi Tabung
13 Konten
Program bayi tabung menjadi salah satu pilihan untuk pasangan yang sulit memiliki anak. Sayangnya, prosedur ini tidak efektif 100 persen lho. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan khas kali ini.
Berita Terkait