Untuk menjalani program bayi tabung, pasangan suami istri harus melalui beberapa tahapan untuk memastikan apakah program tersebut layak dilakukan. Apa saja tahapannya?
Bayi tabung atau yang biasa dikenal dengan In Vitro Fertilization (IVF) merupakan proses pembuahan dibantu dengan teknik rekayasa oleh manusia dengan cara menggabungkan sel telur dan sel sperma dalam suatu kultur yang dilakukan dalam laboratorium embryologi.
Berikut tahapan prosedur bayi tabung berdasarkan penjelasan dua ahli bayi tabung di Indonesia:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Seleksi dan konseling
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
Dalam proses konseling ini, suami dan istri harus hadir sehingga dokter bisa memahami keinginan pasien dan akhirnya bisa merencanakan program bayi tabung. Pada tahap ini, dokter akan memberitahu syarat-syarat apa saja yang diperlukan untuk mengikuti proses bayi tabung.
"Lalu berikutnya adalah seleksi dari pasangannya, untuk memastikan apakah proses bayi tabung ini layak untuk dilakukan. Kelayakannya ini dilihat dari misalnya kondisi sperma pasangannya," ujar dr Satrio Dwi Prasojo, Sp.OG, dokter dari RS Asri, Duren Tiga, Jakarta.
2. Pemeriksaan awal
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
Setelah pemeriksaan awal, apabila dirasa kondisinya sudah cukup dan memungkinkan, maka mulailah masuk kepada periode bayi tabung.
3. Pematangan sel telur dan pengambilan sperma
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
"Saat itulah alat mulai dimasukkan dari vagina, dibantu dengan pemeriksaan USG hingga akhirnya sampai di indung telur," jelas dr Khairani.
Sel telur yang matang kemudian akan 'disedot' dengan menggunakan alat yang sangat kecil dan diletakkan ke dalam satu tabung khusus, yang dipastikan lingkungan di dalam tabung memungkinkan untuk menumbuhkan sel telur dan sperma.
4. Pemantauan
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
5. Penanaman embrio
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
"Semuanya ini memakan waktu 1 bulan. Setelah 1 bulan itu maka akan dilihat hasilnya menggunakan testpack. Jika positif kan artinya berhasil, maka pengamatan pun dilakukan melalui USG, layaknya kehamilan biasa," tutup dr Khairani.
Halaman 2 dari 6











































