Pijatan dan Remasan Bikin Payudara Besar? Simak Mitos dan Faktanya di Sini

Ulasan Khas Ukuran Payudara

Pijatan dan Remasan Bikin Payudara Besar? Simak Mitos dan Faktanya di Sini

Nurvita Indarini, Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Rabu, 21 Mei 2014 12:32 WIB
Pijatan dan Remasan Bikin Payudara Besar? Simak Mitos dan Faktanya di Sini
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Ukuran tubuh manusia tidak ada yang seragam, di mana ada yang berpostur kecil dan ada juga yang berpostur besar. Demikian pula dengan ukuran payudara masing-masing perempuan, tidaklah seragam. Meski banyak yang mengakui keindahannya, namun umumnya payudara menjadi bagian tubuh yang selalu tertutup. Tak heran berbagai mitos kerap menyelimutinya.

Nah, berikut ini beberapa mitos dan fakta tentang ukuran payudara yang perlu Anda ketahui. Penting kiranya untuk memahami mitos dan fakta ini agar mitos tidak selamanya hidup sebagai mitos.

1. Pemijatan Bisa Bikin Payudara Besar

Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Konon payudara bisa membesar dengan teknik pemijatan tertentu. Tapi jangan buru-buru percaya jika ada orang yang menawarkan pemijatan semacam ini kepada Anda. Bisa jadi itu cuma tipu muslihat untuk mengeruk keuntungan pribadi. Sebab dari sisi medis, sulit menemukan penjelasan ilmiah tentang keterkaitan pemijatan dengan pembesaran payudara.

"Saya kesulitan mencari dasar studi ilmiah yang dapat menjawab pertanyaan apakah pemijatan bisa memperbesar payudara. Tetapi pada dasarnya kemungkinan itu ada," ujar Beta Subakti Nata'atmaja., M.D dari Departemen Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (21/5/2014).

Menurut dr Beta, dengan dipijat maka akan ada peningkatan aliran darah sehingga ada kemungkinan payudara menjadi tampak lebih besar dengan pemijatan tertentu. Selain itu, pemijatan juga dapat merangsang produksi hormon prolaktin yang diproduksi terutama saat pubertas dan kehamilan, di mana dapat merangsang pertumbuhan lemak dan jaringan kelenjar air susu.

"Tetapi maaf saya belum dapat menjawab apakah pemijatan secara signifikan dapat memperbesar ukuran payudara," imbuhnya.

Sementara itu menurut dr Ahmad Fawzy, SpBP, staf pengajar khusus Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, menyebut yang pasti semua bagian tubuh yang usai dipijat atau diurut pasti akan merona merah dan bengkak. "Merah dan bengkak tersebut lambat laun akan mereda dan pulih," ucapnya saat dihubungi terpisah.

2. Payudara Besar = ASI Lebih Banyak

Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Orang-orang banyak yang beranggapan bahwa payudara yang besar memiliki kelenjar susu yang lebih banyak. Sehingga payudara besar kerap diidentikkan dengan produksi air susu ibu (ASI) yang banyak. Jika Anda mendengar hal ini dan kebetulan memiliki payudara kecil, jangan berkecil hati. Sebab pendapat itu tidak sepenuhnya benar.
 

"Mekanisme memproduksi air susu sebenarnya tidak sesederhana itu, karena selain dipengaruhi kepadatan kelenjar air susu pada payudara besar, untuk menghasilkan susu juga diperlukan produksi hormon yang dihasilkan oleh otak yang meningkat saat kehamilan," jelas dr Beta.

Selain itu produksi ASI juga bergantung pada status nutrisi sang ibu dan rangsangan pada puting ibu oleh bayi saat menyusui.

dr Ahmad berpendapat senada. Dia menjelaskan jaringan payudara terdiri dari jaringan kelenjar penghasil susu dan lapisan lemak yang melingkupinya. Ukuran volume gabungan keduanyalah yang menentukan besarnya payudara. Dia memaparkan payudara besar tidak menjamin jumlah kelenjar penghasil susunya juga banyak.

"Fakta kedua menyatakan bahwa tidak setiap kelenjar susu bisa menghasilkan susu karena proses produksi sendiri dipengaruhi kematangan pertumbuhan kelenjar, faktor hormonal, dan sebagainya. Karena itu, jika sebuah payudara yang besar karena kaya kelenjar susu saja belum tentu menghasilkan ASI lebih banyak, maka jelas kesimpulan pertanyaan ini adalah tidak ada hubungan besar payudara dan produksi ASI," jelas dr Ahmad.

3. Payudara Sering Dipegang dan Diremas Bakal Lebih Besar

Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Beberapa orang berpendapat seorang perempuan yang telah menikah, payudaranya pasti membesar. Hmm, ini mungkin benar jika perempuan menikah itu kemudian hamil dan menyusui. Payudaranya menjadi besar karena berisi ASI. Namun pendapat yang beredar mengatakan pijatan, sentuhan, dan remasanlah yang membuat payudara menjadi besar. Benarkah demikian?

"Kemungkinan-kemungkinan tersebut secara logika dasar memang masih dimungkinkan, dengan tingkat signifikansi yang rendah. Pada dasarnya payudara membesar akibat hormon saat kehamilan dan juga pada wanita gemuk," terang dr Beta.

Tetapi, sambungnya, seorang perempuan tidak mungkin selalu dalam kondisi hamil dan tidak semua ingin gemuk untuk meningkatkan ukuran payudara. Karena itu untuk memperbesar payudara, sebaiknya dilakukan dengan dasar ilmiah terbaik, yakni dengan jalan operasi menggunakan
implan atau lemak sendiri (fat graft).

4. Payudara Besar = Nafsu Seks Besar

Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Dalam beberapa film khusus dewasa, kerap kali aktris utamanya digambarkan sebagai sosok bertubuh sintal dengan payudara besar. Sehingga banyak yang berpikir payudara besar identik dengan nafsu seks yang besar. Namun seksolog dari Universitas Tarumanegara, dr Andri Wanananda MS, menyangkalnya.

"Itu mitos, yang penting salah zona erotiknya adalah payudara yaitu di area puting dan aerolanya, ada rangsangan di situ dia bisa bergairah," tuturnya saat berbincang dengan detikHealth.

Lagipula, sambungnya, gairah seks dipengaruhi banyak faktor, misalnya usia dan kebugaran jasmani. Kalau seseorang sedang dalam kondisi tidak bugar atau usianya sudah tua, sudah menopause, meskipun payudaranya besar tetap saja tidak bergairah.

Pendapat serupa disampaikan androlog dari RSUP Fatmawati, dr Nugroho Setiawan SpAnd. "Nggak ada relevansinya. Gairah bercinta kan dipengaruhi banyak faktor seperti hormon,  kebugaran tubuh, pengalaman seksnya. Kalau dia trauma hubungan seks akan terasa menakutkan dan menyakitkan, tapi kalau bercinta memberikan pengalaman yang baik ya dia tidak takut bercinta," tuturnya.
Halaman 2 dari 5
Konon payudara bisa membesar dengan teknik pemijatan tertentu. Tapi jangan buru-buru percaya jika ada orang yang menawarkan pemijatan semacam ini kepada Anda. Bisa jadi itu cuma tipu muslihat untuk mengeruk keuntungan pribadi. Sebab dari sisi medis, sulit menemukan penjelasan ilmiah tentang keterkaitan pemijatan dengan pembesaran payudara.

"Saya kesulitan mencari dasar studi ilmiah yang dapat menjawab pertanyaan apakah pemijatan bisa memperbesar payudara. Tetapi pada dasarnya kemungkinan itu ada," ujar Beta Subakti Nata'atmaja., M.D dari Departemen Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (21/5/2014).

Menurut dr Beta, dengan dipijat maka akan ada peningkatan aliran darah sehingga ada kemungkinan payudara menjadi tampak lebih besar dengan pemijatan tertentu. Selain itu, pemijatan juga dapat merangsang produksi hormon prolaktin yang diproduksi terutama saat pubertas dan kehamilan, di mana dapat merangsang pertumbuhan lemak dan jaringan kelenjar air susu.

"Tetapi maaf saya belum dapat menjawab apakah pemijatan secara signifikan dapat memperbesar ukuran payudara," imbuhnya.

Sementara itu menurut dr Ahmad Fawzy, SpBP, staf pengajar khusus Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, menyebut yang pasti semua bagian tubuh yang usai dipijat atau diurut pasti akan merona merah dan bengkak. "Merah dan bengkak tersebut lambat laun akan mereda dan pulih," ucapnya saat dihubungi terpisah.

Orang-orang banyak yang beranggapan bahwa payudara yang besar memiliki kelenjar susu yang lebih banyak. Sehingga payudara besar kerap diidentikkan dengan produksi air susu ibu (ASI) yang banyak. Jika Anda mendengar hal ini dan kebetulan memiliki payudara kecil, jangan berkecil hati. Sebab pendapat itu tidak sepenuhnya benar.
 

"Mekanisme memproduksi air susu sebenarnya tidak sesederhana itu, karena selain dipengaruhi kepadatan kelenjar air susu pada payudara besar, untuk menghasilkan susu juga diperlukan produksi hormon yang dihasilkan oleh otak yang meningkat saat kehamilan," jelas dr Beta.

Selain itu produksi ASI juga bergantung pada status nutrisi sang ibu dan rangsangan pada puting ibu oleh bayi saat menyusui.

dr Ahmad berpendapat senada. Dia menjelaskan jaringan payudara terdiri dari jaringan kelenjar penghasil susu dan lapisan lemak yang melingkupinya. Ukuran volume gabungan keduanyalah yang menentukan besarnya payudara. Dia memaparkan payudara besar tidak menjamin jumlah kelenjar penghasil susunya juga banyak.

"Fakta kedua menyatakan bahwa tidak setiap kelenjar susu bisa menghasilkan susu karena proses produksi sendiri dipengaruhi kematangan pertumbuhan kelenjar, faktor hormonal, dan sebagainya. Karena itu, jika sebuah payudara yang besar karena kaya kelenjar susu saja belum tentu menghasilkan ASI lebih banyak, maka jelas kesimpulan pertanyaan ini adalah tidak ada hubungan besar payudara dan produksi ASI," jelas dr Ahmad.

Beberapa orang berpendapat seorang perempuan yang telah menikah, payudaranya pasti membesar. Hmm, ini mungkin benar jika perempuan menikah itu kemudian hamil dan menyusui. Payudaranya menjadi besar karena berisi ASI. Namun pendapat yang beredar mengatakan pijatan, sentuhan, dan remasanlah yang membuat payudara menjadi besar. Benarkah demikian?

"Kemungkinan-kemungkinan tersebut secara logika dasar memang masih dimungkinkan, dengan tingkat signifikansi yang rendah. Pada dasarnya payudara membesar akibat hormon saat kehamilan dan juga pada wanita gemuk," terang dr Beta.

Tetapi, sambungnya, seorang perempuan tidak mungkin selalu dalam kondisi hamil dan tidak semua ingin gemuk untuk meningkatkan ukuran payudara. Karena itu untuk memperbesar payudara, sebaiknya dilakukan dengan dasar ilmiah terbaik, yakni dengan jalan operasi menggunakan
implan atau lemak sendiri (fat graft).

Dalam beberapa film khusus dewasa, kerap kali aktris utamanya digambarkan sebagai sosok bertubuh sintal dengan payudara besar. Sehingga banyak yang berpikir payudara besar identik dengan nafsu seks yang besar. Namun seksolog dari Universitas Tarumanegara, dr Andri Wanananda MS, menyangkalnya.

"Itu mitos, yang penting salah zona erotiknya adalah payudara yaitu di area puting dan aerolanya, ada rangsangan di situ dia bisa bergairah," tuturnya saat berbincang dengan detikHealth.

Lagipula, sambungnya, gairah seks dipengaruhi banyak faktor, misalnya usia dan kebugaran jasmani. Kalau seseorang sedang dalam kondisi tidak bugar atau usianya sudah tua, sudah menopause, meskipun payudaranya besar tetap saja tidak bergairah.

Pendapat serupa disampaikan androlog dari RSUP Fatmawati, dr Nugroho Setiawan SpAnd. "Nggak ada relevansinya. Gairah bercinta kan dipengaruhi banyak faktor seperti hormon,  kebugaran tubuh, pengalaman seksnya. Kalau dia trauma hubungan seks akan terasa menakutkan dan menyakitkan, tapi kalau bercinta memberikan pengalaman yang baik ya dia tidak takut bercinta," tuturnya.

(vit/up)

Ulasan Khas Ukuran Payudara
17 Konten
Setiap wanita memiliki bentuk dan ukuran payudara yang berbeda-beda. Tidak hanya itu, payudara juga dapat menjadi aset yang bisa dibilang sebagai daya tarik serta penunjang kepercayaan diri wanita. Lebih jelas, simak ulasan khas ini.
Berita Terkait