Volume Sayur Lebih Besar dari Nasi, Kunci Diet Selama Puasa

Diet Sehat Saat Puasa

Volume Sayur Lebih Besar dari Nasi, Kunci Diet Selama Puasa

- detikHealth
Rabu, 02 Jul 2014 11:00 WIB
Volume Sayur Lebih Besar dari Nasi, Kunci Diet Selama Puasa
Ilustrasi (Foto: Getty Images)
Jakarta - Setelah seharian menahan lapar dan dahaga, banyak orang yang kemudian kalap makan di kala waktu berbuka tiba. Tak heran berat badan justru melonjak tajam selama menjalankan ibadah puasa Ramadan. Lantas bagaimana caranya menyiasati agar bobot tetap stabil?
 
"Tujuan berbuka puasa itu sebenarnya adalah untuk mengembalikan kadar gula darah. Kalau bertujuan juga untuk menurunkan berat badan, tetap saja saat berbuka pertama kali harus memilih yang manis, tapi konsep manisnya yang bukan menggunakan gula secara berlebihan," tandas Rita Ramayulis, DCN, MKes ketika berbincang dengan detikHealth dan ditulis Rabu (2/7/2014).
 
Menurut Rita, gunakan gula pasir maksimal 10% dari jumlah cairan. Seperti misalnya untuk setiap 200 cc air yang dikonsumsi, maka gunakan gula pasir maksimal 20 gram atau 1,5 sendok makan. Lebih baik lagi jika hanya 5%. Dosen jurusan gizi di Poltekkes II Jakarta itu juga menerangkan kebiasaan makan kalap saat berbuka pun tidak dianjurkan karena tubuh akan jadi cepat lelah akibat tingginya hormon insulin yang diproduksi ketika gula masuk ke tubuh.
 
Namun Rita tidak menyarankan orang diet yang berpuasa untuk mengonsumsi kolak atau teh manis ketika bedug Maghrib tiba. Yang terbaik adalah sari buah atau jus buah segar tanpa pemanis lagi.
 
Rita juga mengingatkan agar sari atau jus buahnya tak boleh terlalu dingin karena dikhawatirkan akan membuat produksi asam lambung meningkat sekaligus begah. "Setelah minum jus buah, boleh ditambah dengan satu snack. Snack ini bagi orang yang diet tidak boleh gorengan. Jadi pilih karobohidrat yang diolah dengan menggunakan tepung tanpa proses penggunaan minyak, misalnya getuk, bolu kukus, timus, atau serabi (gulanya jangan berlebihan)," sarannya.
 
Akan lebih baik lagi bila hanya minum sari buah sebanyak 1 gelas, kemudian ditambah dengan mengonsumsi buah potong. Setelah itu istirahat dan tidak menyentuh makanan sama sekali agar organ pencernaan bekerja.
 
Makan utama baru dilakukan setelah salat Maghrib. Akan tetapi bagi yang ingin menurunkan berat badan, Rita menyarankan agar jumlah nasinya disesuaikan dan lauknya pun hanya dipilih yang tergolong protein hewani atau nabati namun tidak digoreng.
 
"Misalnya kita pilih ayam bakar atau pepes tahu. Kemudian nanti ditambah lagi dengan tumis sayuran. Ini minyaknya tidak banyak tapi mengenyangkan. Kunci diet dalam hidangan berpuasa itu selalu volume sayur lebih besar daripada volume nasi. Jadi itu kata kuncinya. Kata kunci untuk menentukan apakah diet saya ini sudah bisa membantu menurunkan berat badan atau belum," tegas pakar nutrisi lulusan magister jurusan Gizi Klinik, Universitas Gadjah Mada tersebut.
 
Selain untuk berbuka, prinsip ini juga dikatakan Rita berlaku untuk makan sahur.
 
Lantas bagaimana bila setelah salat Tarawih lapar menyerang? Menurut Rita, rasa lapar ini lebih baik 'dihajar' dengan minum air putih. Jika masih lapar, Rita mengatakan untuk mengonsumsi buah utuh.
 
"Kalau mau menurunkan berat badan memang hanya buah utuh yang paling baik dikonsumsi. Tidak boleh ngemil seperti roti bakar. Kalau yang dipilih justru makanan berat seperti mi instan pakai telur tanpa sayur, ya tidak bisa menurunkan berat badan," tutupnya.

(lil/up)
Diet Sehat Saat Puasa
12 Konten
Moment puasa saat bulan Ramadan, banyak dimanfaatkan oleh banyak orang untuk diet. Maka dari itu, perlu memilih diet yang benar untuk menurunkan berat badan. Caranya bisa simak ulasan khas kali ini.

Berita Terkait