Ketika waktu berbuka tiba, setelah minum biasanya yang dilakukan sebagian besar orang adalah mengonsumsi ta'jil berupa camilan, kurma, kue basah, bahkan gorengan. Nah, ta'jil seperti apakah yang sebenarnya dianjurkan agar badan tak mudah melar setelah puasa?
"Makanan pembuka sebaiknya yang natural seperti buah kurma, buah-buahan ataupun segelas susu yang rendah lemak. Dalam makanan natural seperti kurma dan buah-buahan terdapat karbohidrat baik, serat serta vitamin dan mineral," tutur Leona Victoria Djajadi, BSc, MND saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (2/7/2014).
Apalagi, dikatakan Victoria, di dalam susu terdapat karbohidrat rendah indeks glikemik, protein, juga vitamin dan mineral. Sementara di dalam ta'jil modern seperti candil dan sejenisnya menurut Leona hanya terdapat gula buatan, santan, lalu disiram lagi dengan saus gula sehingga miskin nutrisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Justru Rita tak merekomendasikan gorengan sebagai ta'jil berbuka. Ibu empat anak ini mengatakan gorengan menaikkan kadar glukosa darah dalam waktu lama karena cenderung lama berada di lambung. "Jadi bisa dibilang gorengan tidak efisien untuk mengembalikan kadar glukosa darah," ujarnya.
Dikatakan Rita, gorengan baru dianjurkan untuk dikonsumsi saat disajikan sebagai makanan utama. Misalnya sebagai lauk atau mungkin sebagai camilan nanti setelah makan besar. Karena pada saat itu bisa dikatakan kadar glukosa dalam tubuh sudah normal.
"Berbuka puasa sangat dianjurkan dengan memakan makanan yang manis. Tetapi agar berat badan tetap terjaga, makan makanan manis tersebut dalam satu porsi saja dan tidak lebih," kata Dr dr Fiastuti Witjaksono, MSc, MS, SpGK.
(rdn/up)











































