Menanggapi hal ini, Leona Victoria Djajadi, BSc, MND mengatakan produk susu pelangsing yang gunanya sebagai meal replacement jika digunakan sebagai makanan pembuka tidak tepat. Jika ingin mengonsumsinya, Victoria menyarankan susu tersebut diminum saat makan malam sedangkan saat berbuka tetap konsumsi buah segar.
"Jika menggunakan susu meal replacement sebagai tajil lalu makan malamnya tetap bergabung seperti yang lain menurut saya sia-sia belaka, karena kalori di dalam meal replacement tersebut bisa saja sama dengan kalori yang terkandung pada sepiring buah segar," tutur Victoria kepada detikHealth, seperti ditulis pada Rabu (2/7/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika melihat orang-orang sekeluarga makan enak bersama, ngobrol lalu dia sendirian hanya minum segelas susu menahan nafsu di akhir bulan puasa bisa-bisa timbul keinginan balas dendam, apalagi jika sudah berhasil menurunkan beberapa kg di bulan puasa," terang lulusan University of Sydney, Australia ini.
Victoria menyarankan, cukup hindari makanan yang miskin nutrisi dan ganti semua camilan dengan buah atau segelas produk susu rendah lemak. Kemudian, hindari gorengan dan makanan yang mengandung santan serta tetap melakukan aktivitas fisik.
"Saya yakin jika secara mental Anda benar-benar bahagia dan puas dengan keadaan Anda, berat badan Anda akan menyesuaikan ke berat badan asli Anda. Justru jika seseorang terlalu obsesi dengan berat badannya, tidak akan pernah tercapai berat badan yang diinginkan," tutup Victoria.
(rdn/up)











































