"Kalau menimang biasa saja tidak apa-apa sih. Biasanya SBS ini terjadi saat orangtua panik dan emosi karena anak tidak berhenti menangis," terang dr Meta Hanindita dari RSUD Dr Soetomo Surabaya kepada detikHealth dan ditulis Rabu (24/9/2014).
Karena panik dan emosi itulah, orang tua malah melakukan tindakan ekstrim untuk menenengkan sang buah hati, misalnya mengguncang tubuh bayi dengan keras atau melempar bayi ke udara. "Nah ini yang bahaya," imbuh dr Meta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun bukan berarti dr Meta melarang orang tua untuk menimang anaknya. Hanya saja ada beberapa hal yang harus diperhatikan orang tua ketika menghadapi si kecil yang rewel.
"Pertama, kendalikan emosi diri. Terkadang mendiamkan anak yang menangis memang bisa membuat emosi. Seandainya begitu, lebih baik tenangkan diri sendiri dulu," saran dr Meta.
Apalagi menurut dr Meta sebagian besar kasus shaken baby syndrome memang terjadi akibat orang tua emosi atau panik karena mereka kesulitan mendiamkan si anak yang tengah menangis, sehingga tanpa disadari mereka menimang tubuh si kecil terlampau keras atau melakukan sesuatu yang bisa membahayakan buah hatinya.
Kalau emosi sudah lebih stabil, orang tua pun tentu bisa menenangkan anaknya sebaik mungkin. Jika masih menangis, bisa dicoba dengan menaruh bayi di crib atau boksnya lantas dibiarkan menangis sendirian untuk sementara waktu. dr Meta menambahkan, orang tua juga dapat meminta bantuan orang lain untuk mendiamkan si anak.
Lantas bagaimana sebenarnya cara aman untuk mendiamkan anak yang rewel? "Usap-usap punggungnya, kemudian secara lembut boleh kok diayunkan, ajak bicara, nyanyikan lagu, sampai ajak jalan-jalan menggunakan stroller," kata dokter yang tengah mengambil pendidikan dokter anak di FK Unair/Dr Soetomo Surabaya tersebut.
(lil/vit)











































