Beruntung menurut pakar, panu umumnya tidak menimbulkan bahaya kesehatan yang lebih serius, walaupun sebagian orang mengeluh kulitnya gatal-gatal saat panu muncul.
"Keluhan utama umumnya karena masalah kosmetik," tegas dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK dari D&I Skin Centre Denpasar kepada detikHealth dan ditulis Rabu (15/10/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ada kekhawatiran lain yang berkaitan dengan munculnya panu. Banyak orang percaya seketika panu muncul maka gangguan kulit lain seperti kadas, kurap, kutu air akan siap menyusul. Begitu juga dengan ketombean. Lantas apakah panu dan infeksi jamur lainnya ini memang berhubungan?
Dijelaskan oleh dr Niken Wulandari, SpKK dari RSUD Tangerang, kadas, kurap dan kutu air merupakan penyakit kulit akibat jamur yang tidak berhubungan dengan panu karena organisme penyebabnya berbeda.
Masing-masing organisme penyebab gangguan kulit pun memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik secara biologis maupun manifestasinya secara klinis.
"Misal ketombe. Ini satu entitas penyakit tersendiri yang berbeda dengan panu walaupun pada ketombe, Malassezia (golongan jamur penyebab panu) diduga memiliki peran pada penyakit tersebut. Namun keterlibatannya belum sepenuhnya dapat dipahami," urainya.
Sepakat dengan dr Nyoman, dr Niken mengungkapkan panu, kadas, kurap dan kutu air paling sering disebabkan oleh kurangnya menjaga kebersihan dan kelembaban kulit.
"Walaupun terdapat faktor-faktor lain yang berperan pada penyakit tersebut," tutupnya.
(lil/vta)











































