Terlalu Lama Duduk di Kendaraan karena Macet, Apa Risikonya?

Macet dan Ancaman pada Kesehatan

Terlalu Lama Duduk di Kendaraan karena Macet, Apa Risikonya?

Nurvita Indarini - detikHealth
Rabu, 24 Des 2014 10:07 WIB
Terlalu Lama Duduk di Kendaraan karena Macet, Apa Risikonya?
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Macet menyebabkan pengendara sepeda motor ataupun penumpang angkutan kota menjadi duduk lebih lama. Belum lagi jika kegiatan sehari-harinya lebih banyak beraktivitas di belakang meja kerja yang mana mengharuskan mereka untuk lebih banyak duduk. Hmm, apa risikonya ya?

"Yang duduk lama bukan cuma pengendara sepeda motor, tetapi juga pegawai, pengendara mobil juga. Terlalu banyak duduk itu memberikan beban yang meningkat pada tulang pinggang. Setelah bertahun-tahun, maka yang kena adalah bantalan sendinya. Ibarat shockbreaker, jadi aus," terang dr Harmantya Mahadipta, SpOT, dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (24/12/2014).

Keluhan pinggang sakit saat duduk lama dan juga saat berdiri lama biasa disampaikan mereka yang sudah terlalu banyak duduk tanpa melakukan aktivitas gerak. Padahal terlalu lama duduk dan tidak melakukan aktivitas gerak juga dapat memicu risiko osteoporosis seseorang saat menginjak usia tiga puluh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau sudah muncul keluhan harus dicek bantalan sendinya. Lalu kita mulai dengan exercise penguatan otot perut, pinggang. Kemudian bisa dikasih obat, kalau nggak bisa (sembuh, -red) maka diinjeksi, suntik. Langkah terakhir adalah operasi," sambung dr Harmantya.

Agar terhindar dari risiko sakit pinggang dan 'ausnya' bantalan sendi, dr Harmantya menyarankan agar pengendara sepeda motor atau mobil menyempatkan untuk berhenti dan berdiri 1-2 menit setiap 15-30 menit. Selain itu rajin-rajinlah melakukan latihan untuk menguatkan otot perut dan pinggang.

dr Ade Jeanne D. L. Tobing, SpKO beberapa waktu lalu juga menyarankan agar seseorang banyak bergerak sehingga tidak duduk terus-menerus. dr Ade menjelaskan setiap hari minimal seseorang perlu bergerak atau melakukan aktivitas fisik 30 menit lamanya. Akan lebih baik jika ditambah dengan latihan fisik sekitar 3-5 kali dalam seminggu. Tentunya hal ini dilakukan tanpa paksaan dan disesuaikan dengan kondisi orang yang melakukannya. Misalnya, orang yang sudah tua dan tidak kuat berlari maka dicari aktivitas fisik lain yang bisa menggantikan itu.

Aktivitas fisik berbeda dengan latihan fisik. Aktivitas fisik gerakan tubuh mencakup apa yang dilakukan sehari-hari misalnya jalan kaki ke sekolah atau ke kantor. Sedangkan latihan fisik adalah bagian dari aktivitas fisik yang terstruktur dan berulang serta memiliki tujuan tertentu.

"Biasanya di Jakarta kan orang-orangnya sibuk nih. Kerjanya hanya duduk saja. Turun dari mobil, masuk kantor terus duduk berjam-jam. Jangan terlalu sering duduk sepanjang hari, nanti kontraksi otot jadi berat dan malamnya akan pegal-pegal. Tulangnya nanti juga tidak bagus. Lakukanlah aktivitas fisik apa saja yang penting badan itu gerak setiap hari. Yang gampang juga bisa misalnya angkat-angkat galon air di rumah," jelas dokter spesialis keolahragaan dari Fakultas Kedokteran UI ini.

(vit/ajg)
Macet dan Ancaman pada Kesehatan
14 Konten
kemacetan sepertinya sudah menjadi 'makanan' sehari-hari bagi warga Jakarta. Meski sudah dianggap biasa, kemacetan tetap menimbulkan banyak kerugiaan.

Berita Terkait