Pemotor Rawan Terpapar Polusi, Dokter: Gunakan Masker Terstandar

Macet dan Ancaman pada Kesehatan

Pemotor Rawan Terpapar Polusi, Dokter: Gunakan Masker Terstandar

Yulida Medistiara - detikHealth
Rabu, 24 Des 2014 12:14 WIB
Pemotor Rawan Terpapar Polusi, Dokter: Gunakan Masker Terstandar
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta - Pengendara motor mempunyai risiko lebih tinggi terserang penyakit akibat terpapar polusi di tengah kemacetan. Dokter pun meminta para pemotor menggunakan masker yang sudah lolos standarisasi produknya.

dr Frans Abednego Barus, SpP, dari RSU Bunda Jakarta mengatakan bahwa masker yang biasa digunakan pemotor, baik masker kain maupun masker kertas, tidak memenuhi standar. Sehingga, bahaya kesehatan akibat polusi tetap bisa mengancam meskipun sudah menggunakan masker dan helm full face.

"Masker yang biasa digunakan orang di jalanan untuk menghindari polusi tidak ada gunanya dipakai karena tidak memberi perlindungan yang bermakna (yang berarti) terhadap saluran napas. Begitu pula dengan pemakaian helm yang full face," tutur dr Frans ketika dihubungi detikHealth dan ditulis Rabu (24/12/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu-satunya masker yang sudah lolos standarisasi adalah masker N95 yang biasa digunakan petugas kesehatan untuk menangansi pasien flu burung. Masker ini berwarna putih dengan bagian depan yang agak menonjol.

Dikatakan dr Frans bahwa masker N95 sudah terstandarisasi internasional untuk menghalau debu, karbondioksida hingga virus dan bakteri masuk ke tubuh. Sayangnya, masker ini biasanya hanya dimiliki petugas kesehatan karena belum diproduksi massal.

"Sementara itu, masker N95 ini belum diproduksi secara masal. Di Google ada masker RUV yang diklaim sebagai standarisasi masker anti polusi udara, Tapi sampai saat ini saya belum pernah dengar adanya badan otoritas dari kemenkes, Badan POM yang menstandarisasi masker untuk polusi udara," ungkapnya.

dr Agus Dwi Susanto, SpP, pakar kesehatan paru dari RS Paru Persahabatan sebelumnya mengatakan bahwa sebaiknya masker pemotor tidak dibasahi dengan air. Jika selalu dibasahi, maka masker maupun kain penutup muka akan lebih lembab. Kuman seperti bakteri dan jamur lebih mudah tumbuh di lingkungan yang lembab seperti itu.

"Yang jelas jadi lebih lembab, sehingga risiko infeksi lebih besar. Bakteri, jamur, dan sebagainya, jadi lebih mudah tumbuh," lanjutnya.

Kuman-kuman tersebut, lanjut dr Agus mudah terhirup saat masker yang lembab dipakai untuk menutup hidung. Begitu terhirup, maka kuman-kuman itu bisa memicu infeksi di saluran pernapasan.

(mrs/ajg)
Macet dan Ancaman pada Kesehatan
14 Konten
kemacetan sepertinya sudah menjadi 'makanan' sehari-hari bagi warga Jakarta. Meski sudah dianggap biasa, kemacetan tetap menimbulkan banyak kerugiaan.

Berita Terkait