Seperti yang sudah-sudah, broadcast message tentang bahaya meniup terompet kembali beredar menjelang malam pergantian tahun. Dikatakan, virus-virus 'mengerikan' seperti HIV bisa menyebar lewat terompet. Masih ada yang percaya?
"Cuma mitos. HIV tidak menular melalui air liur," tegas dr Ayu Yuni Andini, seorang praktisi kesehatan dari Klinik Cempaka Putih, saat dihubungi detikHealth, Rabu (31/12/2014).
HIV atau Human Imunodeficiency Virus merupakan virus penyebab AIDS (Acquired Imuno Deficiency Syndrome). Penularan virus ini memang terjadi melalui kontak cairan tubuh, tetapi bukan melalui mulut. Darah dan sperma paling sering menularkan virus tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh dr Meta Hanindita dari RSUD Dr Soetomo Surabaya. Untuk bisa tertular TB, seseorang biasanya mengalami kontak yang lama dengan pasien TB. Oleh karenanya, penularan lebih sering terjadi pada orang-orang yang tinggal serumah.
"Tidak benar TB dapat menular lewat air liur karena TB ditularkan lewat udara," kata dr Meta.
Soal bentuk terompet, menurut dr Meta tidak ada pengaruhnya terhadap risiko tertular kuman. Meski ada yang mengatakan terompet berujung lebar lebih aman karena lebih terpapar matahari, menurut dr Meta tidak banyak bedanya asal terjaga kebersihannya.
Baik dr Ayu maupun dr Meta menyarankan, yang terpenting adalah jangan saling bertukar terompet. Agar semakin higienis, tidak ada salahnya mengelap ujung terompet dengan menggunakan alcohol swab sebelum ditiup.
(up/up)











































