Untuk prosedur vaginoplasty ini, ada dua cara yang dilakukan. Pada kondisi, yang tidak terlalu parah dapat dibantu dengan laser untuk mengencangkan bentuk vagina. Sementara, pada kondisi yang dinilai parah harus dioperasi melalui vaginoplasty, demikian diutarakan dr Enrina Diah SpBP.
"Kalau tindakan laser cukup sekali tindakan dan dikerjakan sekitar 30 menit dan dapat langsung pulang. Jadi, cukup praktis untuk ibu-ibu yang berada di daerah," tutur dr Enrina yang praktik di Ultimo Aesthetic & Dental Center Jakarta ini saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (21/1/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, untuk tindakan laser, pasien akan diminta datang kembali ke dokter setelah tiga bulan. Berdasarkan pengalaman dr Enrina, biasanya vaginoplasty dilakukan pasien untuk mengencangkan kembali vagina yang kendur. Tapi, ada juga karena pasien mengalami kelainan yakni tidak terbentuknya vagina.
"Prosedurnya dengan memanipulasi dinding liang vagina (otot dan mukosa) agar liang vagina menjadi lebih kecil atau ketat. Sebagian besar pasien melakukan ini karena ingin meningkatkan atau mengembalikan fungsi serta untuk kepuasaan seksual," tambah dr Beta Subakti Nata'atmaja SpBP-RE(K) dari RS Onkologi Surabaya.
Ia menambahkan, hal paling penting yaitu pasien harus mengetahui prosedur yang akan dikerjakan beserta risiko dan komplikasinya. Pasca operasi, lanjut dr Beta, ada larangan berhubungan badan selama 1-2 minggu untuk mengoptimalkan proses penyembuhan.
(rdn/up)











































