Tak Semua Wanita Kena PMS Jelang Haid, Ini Daftar Pemicunya

Sindrom Pra-Menstruasi

Tak Semua Wanita Kena PMS Jelang Haid, Ini Daftar Pemicunya

Yulida Medistiara - detikHealth
Rabu, 11 Feb 2015 09:05 WIB
Tak Semua Wanita Kena PMS Jelang Haid, Ini Daftar Pemicunya
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Selain gejala premenstrual syndrome (PMS) pada satu wanita dengan wanita yang lain bisa berbeda-beda, ternyata sindrom ini juga tak dialami semua wanita. Walaupun presentasenya tidak begitu besar.

Dipaparkan oleh dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Soetomo/FK Universitas Airlangga Surabaya, PMS atau sindrom pramenstruasi didefinisikan sebagai munculnya keluhan fisik maupun perubahan perilaku yang terjadi berulang setelah pertengahan siklus menstruasi atau di hari-hari pertama menstruasi.

Namun, lanjut dr Hari, ada sejumlah faktor risiko yang menyebabkan seorang wanita lebih rentan mengalami PMS. Di antaranya, faktor genetik, ras, lingkungan, kebiasaan merokok hingga tingkat pendidikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Genetik ini faktor risiko yang terkuat, di samping itu ada ras tertentu yang mempunyai risiko lebih tinggi. Namun ini juga ada kaitannya dengan kondisi mentalnya, seperti riwayat gangguan kecemasan atau riwayat kejadian yang membuatnya traumatis," ujarnya kepada detikHealth dan ditulis Rabu (11/2/2015).

Dihubungi secara terpisah, dr M Nurhadi Rahman, SpOG dari RS Dr Sardjito menimpali, itulah mengapa orang yang memiliki sifat temperamen dan perfeksionis cenderung lebih mudah mengalami PMS.

"Kalau orangnya sabar, lebih rileks itu peluang PMS-nya bisa lebih kecil daripada orang yang temperamen. Atau misal dari awal sudah disugesti kalau setiap mens pasti terkena PMS, itu juga bisa memicu," terang spesialis kandungan yang akrab disapa dr Adi tersebut.

Di samping itu, perbedaan intensitas atau berat ringannya gejala PMS juga kerap menimbulkan pertanyaan tersendiri. Hal ini karena ada sebagian wanita yang merasakan gejala PMS ringan seperti badan pegal, migrain dan nyeri perut namun aktivitasnya tak terganggu, sedangkan sebagian wanita lainnya merasakan gejala PMS berat semisal rasa sakit di perut yang menusuk sekaligus melumpuhkan.

Baca juga: Nyeri Haid Ganggu Pekerjaan, Kapan Saatnya untuk Pulang?

Mengapa bisa begitu? "Ini sebenarnya karena perubahan hormon pada saat memasuki fase luteal (sekitar 14 hari sebelum menstruasi). Nah perubahan ini beda-beda besarnya pada setiap orang," imbuh dr Hari.

Kendati demikian dr Sita Ayu Arumi, SpOG dari RSU Bunda Menteng Jakarta mengingatkan bilamana nyeri perut atau pusing jelang datang bulan terasa sangat menyiksa, ada kemungkinan itu sudah bukan gejala PMS biasa, melainkan gejala penyakit endometriosis.

"Apalagi kalau sakit perutnya sampai guling-gulingan dan terjadi setiap datang bulan. Itu bisa jadi endometriosis. Harusnya kan kalau PMS saja tidak setiap datang bulan muncul gejala seperti migrain atau depresi. Jadi harus diperiksakan ke dokter kandungan," katanya.

Baca juga: Nyeri Haid yang Normal dan Tanda Endometriosis, Bagaimana Membedakannya?

(iva/up)
Sindrom Pra-Menstruasi
11 Konten
Mengalami PMS saat menjelang waktu haid dirasakan oleh sebagian wanita. Namun, ada beberapa cara untuk menghindari dan mengatasinya. Simak tipsnya!

Berita Terkait