Anne Gracia, praktisi neurosains terapan menjelaskan setiap manusia bisa menjadi individu yang optimal dan mandiri jika ada kematangan optimal sejak usia dini hingga usia pendidikan. Usia dini artinya sejak yang bersangkutan ada di kandungan.
Jika ada gangguan di kandungan, maka anak tidak bisa berkembang dengan optimal. Maka dari itu janin di kandungan pun butuh perhatian. "Di dalam kandungan rangsang yang diterima dari dunia luar berupa getaran dan suara. Suara ayah yang didengar janin sejak di dalam kandungan merupakan variasi sensor saraf yang diterima janin," kata Anne dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Kamis (9/4/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, kedekatan ayah dengan anaknya yang masih di dalam rahim juga bisa dilakukan dengan membuat sang istri bahagia. Sebab bahagia saat hamil sangatlah penting. Perlu diketahui, emosi manusia memengaruhi detak jantung. Maka dalam keadaan stres, tegang, frustasi, detak jantung pun akan berubah. Saat tensi dan tingkat ketegangan tinggi, maka kondisi pembuluh darah berubah, akibatnya kalau ibu hamil dalam kondisi tegang maka suplai darah ke janin terganggu.
"Getaran yang diterima janin berupa detak jantung ibu juga mengalami perubahan. Sehingga, dengan begitu emosi negatif yang dialami ibu akan direkam oleh janin. Nantinya saat dia lahir, lalu ada stimulus dari luar, rekaman itu bisa saja di-recall kembali sama dia," sambung Anne.
Menurut Anne, bukan berarti ibu hamil tidak boleh sedih atau marah, tetapi emosinya harus dikelola dengan baik, supaya emosinya seimbang. Lalu siapa yang bisa berperan menjaga keseimbangan emosi seorang ibu hamil jika bukan suaminya sendiri.
"Kalau istri lagi bete karena masakannya gagal misalkan, suami bisa bilang 'yuk diolah lagi masakannya karena ini masakan kamu enak lho sebenarnya'. Dengan begitu kan ibu lebih happy, terhibur, dan akhirnya dia tenang, emosinya tidak tinggi," papar Anne mencontohkan.
Untuk menciptakan kehamilan yang nyaman dan menyenangkan memang bukan cuma tanggung jawab ibu, melainkan juga tanggung jawab ayah. Karenanya suami istri perlu bekerja sama untuk menciptakan kehamilan yang menyenangkan.
"Sudah sepatutnya ayah menjadi leader yang baik. Caranya, sejak istri hamil beri perhatian terhadap kelengkapan bayi misalnya. Bekerja sama untuk mempersiapkan aktivitas nanti setelah anak lahir, bagi-bagi tugas sehingga suami nggak lempar tanggung jawab begitu saja," tambah Anne.
Ketika anak sudah lahir, maka suami perlu siap mengatur waktu. Misalnya di pagi hari menyempatkan untuk turut memijat bayinya. Selain itu upayakan pula untuk bisa menyapa si kecil lewat telepon, misalnya dilakukan saat jam makan siang. Dengan mendengar suara ayahnya, maka anak akan terbiasa mendapat sapaan sang ayah.
"Kedekatan seperti itu sudah sepatutnya dijadikan kebiasaan. Jangan sudah punya anak masih saja sibuk di kantor pulang malam walaupun kerjaan sudah selesai, misalnya," ucap Anne.
Cara lainnya adalah dengan mempelajari dan mempraktikkan baby spa. Kegiatan ini memungkinkan ayah untuk menyentuh bayinya dengan hangat saat membersihkan dan memijat si kecil. Dengan banyak sentuhan, ciuman, dan perbincangan dengan buah hati maka akan semakin terjalin kedekatan antara ayah dengan anaknya. (vit/up)











































