"Kalau baby blues ini terjadi terus, bayi bisa menjadi sasaran intonasi bicara ibu yang tinggi, bayi diurus sama ibunya dengan rasa letih, sehingga ibu terkesan menyesalkan keberadaan si anak. Anak juga lama-lama bisa merasakan bahwa kehadirannya tidak diinginka," tutur praktisi neurosains terapan, Anne Gracia.
Saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Jumat (10/4/2015), Anne mengatakan jika baby blues dialami dalam waktu yang cukup panjang ditambah kondisi ibu yang hanya sendiri saat mengasuh anak, disarankan sebaiknya konsultasikan ke dokter. Penting pula adanya dukungan dari keluarga, terutama suami.
Suami, kata Anne, bisa memberi hiburan pada istri sehingga istri tidak merasa terbebani dengan peran barunya sebagai ibu dan istri bisa merasa senang dan nyaman. Anne pun mengintakan pentingnya meningkatkan rasa syukur bagi pasangan suami istri. Jika suami memang harus meninggalkan istri, semisal karena pekerjaan, Anne menekankan usahakan tetap jalin komunikasi.
"Ayah sibuk sekali, kalau bisa ya sempatkan bertemu langsung. Serta jangan lupa untuk tetap bangun suasana ibadah tadi, salah satunya dengan tetap bersyukur sehingga ibu bahkan si ayah bisa lebih ikhlas dalam menjalani perannya sebagai orang tua," kata Anne.
Wanita berambut pendek ini menegaskan pada dasarnya, baby blues merupakan perasaan murung yang dialami ibu setelah melahirkan, tetapi kondisi ini terjadi bukan karena kehadiran si bayi. "Ibu jadi mengharu biru gitu," ujar Anne.
Salah satu penyebab baby blues dikatakan Anne juga berkaitan dengan nutrisi si ibu, di mana ibu kehilangan darah dalam jumlah yang cukup banyak. Ketika nutrisi tidak terpenuhi dengan optimal maka mengakibatkan ibu anemia ditambah terjadi kekurangan cairan (dehidrasi), jika tidak segera dikoreksi kondisi fisik ibu bisa drop dan keadaan psikologisnya juga ikut terpengaruh.
"Makanya perlu diperhatikan nutrisi ibu sejak sebelum, selama, dan sesudah hamil. Penuhi kebutuhan gizi ibu, misalnya suami pulang kerja membawakan jus untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineralnya dan memperhatikan menu makanan harian agar gizinya tercukupi. Sama saja dengan wanita yang tidak melahirkan, sedang haid kan banyak mengeluarkan darah, suasana hati kita kan bisa nggak menentu kan," tutur Anne.
(rdn/vit)