Kunci puasa sehat dan tubuh fit adalah dengan memerhatikan pilihan makanan saat sahur. Dianjurkan pada waktu tersebut untuk lebih banyak mengonsumsi sayur.
Sayangnya, banyak orang justru beranggapan bahwa saat sahur lebih baik perbanyak makan protein hewani seperti daging agar efek kenyang yang dirasakan lebih lama. Ini menurut Erikar Lebang justru mitos dan salah besar.
Praktisi yoga sekaligus pelaku food combining tersebut menjelaskan bahwa faktanya efek kenyang protein hewani justru hadir karena sistem cerna kita kehabisan tenaga untuk memprosesnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dituliskan Erikar dalam bukunya yang berjudul 'Food Combining di Bulan Ramadan', protein hewani seperti daging umumnya justru sangat sulit dicerna oleh tubuh. Alasannya, proses pemilahannya mnjadi asam amino terlalu rumit dan membutuhkan banyak energi.
"Itulah sebabnya pelaku puasa Ramadan yang mengubah menu sahurnya dari padat protein hewani menjadi karbohidrat serta sayuran segar mengatakan tubuhnya jauh lebih bugar, bertenaga, tidak mudah lapar, serta jauh dari rasa kantuk," ungkap pemilik akun Twitter @erikarlebang tersebut.
Selain membuat tubuh lebih berenergi, mengurangi asupan protein hewani saat sahur juga memperbaiki kadar pH lambung. Sebab dibutuhkan pH lambung yang sangat asam untuk memproses protein hewani, sehingga membuat produksi asam lambung juga berlebih di atas normal. Ini tentu sangat mengganggu untuk mereka yang punya masalah pada lambungnya.
"Maka itu pelaku pemula food combining yang melakukannya secara benar, malah menemukan di bulan Ramadan bahwa penyakit yang selama ini mengganggu mereka sama sekali tidak pernah kambuh. Mereka juga tidak perlu mengonsumsi obat pereda asam lambung seperti antasida," ujar Erikar.
Baca juga: Agar Puasa Lancar, Begini Trik Saat Sahur yang Bisa Diterapkan
(ajg/vit)











































