"Ini mitos! Makan banyak tapi tanpa metode yang tepat justru akan membuat energi sistem cerna teralokasi secara tidak efisien. Apalagi bila dilakukan di saat sahur," tutur praktisi yoga sekaligus salah satu pelaku food combining, Erikar Lebang, kepada detikHealth dan ditulis pada Rabu (8/7/2015).
Erikar melanjutkan, alasan mengapa sahur sebaiknya tak dimanfaatkan untuk makan terlalu banyak adalah karena pukul 4 pagi hingga 12 siang secara siklus merupakan fase di mana energi cerna sedang dipergunakan tubuh untuk membuang sisa metabolisme malam hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ya, seperti sebelumnya pernah dijelaskan oleh ahli terapi nutrisi lulusan Queensland Institute of Natural Science, Australia, Andang Widhawari Gunawan, dalam waktu 24 jam sistem pencernaan memiliki siklus tersendiri. Ketiga siklus ini secara simultan aktif pada waktu tertentu masing-masing. Jika salah satu fase terhambat, fase berikutnya akan ikut terhambat.
Baca juga: Ingin Coba Food Combining? Yuk Awali dengan Kenali 3 Siklus Pencernaan Ini
Tak cuma saat sahur, pun demikian saat waktunya berbuka. Kalap melahap semua makanan, terlebih yang manis, juga tak dianjurkan dalam food combining. Seperti ditulis oleh Erikar dalam bukunya yang berjudul 'Food Combining di Bulan Ramadan', mereka yang kalap mengonsumsi makanan manis dalam jumlah besar, hanya memiliki pemulihan tenaga sesaat, setelah itu tubuhnya akan kembali lemas.
"Atau bahkan bisa kondisi pankreasnya telah rusak cukup parah, tidak perlu mengonsumsi banyak-banyak makanan atau minuman manis, ia tetap akan merasa lemas juga," ujar pemilik akun Twitter @erikarlebang tersebut.
Baca juga: Pola Food Combining Saat Sahur: Perbanyak Sayur Ketimbang Lauk (ajg/rdn)











































