Terkait hal ini, dr Herbowo Agung Soetomenggolo SpA mengatakan untuk ibu yang sibuk bekerja, memaksimalkan pemberian stimulasi pada si kecil sebenarnya bisa dilakukan kapan saja ketika memiliki waktu luang. Misalnya ketika ibu libur bekerja seperti hari Sabtu dan Minggu.
"Lakukan sebaik-baiknya ketika memiliki waktu karena kerja kan nggak setiap hari ya," kata dr Herbowo di sela-sela Konferensi Pers Mitu Dunia Ekslorasi di XXI Lounge Plaza Senayan, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (22/12/2016).
Dokter yang juga praktik di RS Hermina Jatinegara ini menambahkan, memberi stimulasi pada si kecil harus dilakukan dengan interaksi dua arah seperti mengajak anak ngobrol. dr Herbowo mengatakan menstimulasi anak juga bisa dilakukan sambil menonton TV bersama. Asal, ajak anak berinteraksi soal tayangan TV tersebut misalnya.
Baca juga: Sudahkah Anda Beri Stimulasi pada si Kecil Sesering Mungkin? Ini Penting Lho
Kemudian, gadget juga bisa dimanfaatkan untuk menstimulasi anak misalnya dengan memanfaatkan materi melalui gadget yang kemudian dieksplorasi bersama. Bukan hanya memberi anak gadget dan mendiamkannya. Tapi, akan lebih baik lagi jika orang tua mengajak anak melakukan aktivitas lain yang lebih 'real' misalnya mewarnai, memasak bersama, membaca cerita, atau berkebun.
Lantas, optimalkah stimulasi yang diberikan hanya ketika ibu memiliki waktu luang? "Makanya itu dibutuhkan bantuan orang sekitar misalnya suami atau keluarga untuk membantu memberikan stimulasi di sela-sela kesibukan ibu," tambah dr Herbowo.
dr Herbowo menutukan seribu hari pertama di kehidupan anak terjadi sejak dalam kandungan hingga bayi lahir berusia 2 tahun. Masa ini disebut juga golden period dan menjadi penentu masa depan anak. Sehingga jika ada masalah di waktu tersebut bisa terbawa hingga anak dewasa.
"Kalau ada masalah maka akan terbawa hingga seterusnya. Ini penentu jika orang tua misalnya mau anak pintar atau tinggi," ucap dr Herbowo.
Baca juga: Stimulasi Sederhana Seperti Ini Bantu Optimalkan Perkembangan Bayi Prematur
(rdn/up)