"Perilaku masyarakat yang tidak menggunakan pelindung diri. Seperti teori Hendrick, faktor risiko dari DBD yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan herediter. Dari lingkungan karena geografis di Indonesia masih iklim tropis dan curah hujan tinggi," ujar Minsarnawati Tahangnacca, S.KM, M.Kes, pengajar epidemiologi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN, dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Selasa (3/2/2015).
Baca juga: Pernah DBD Belum Tentu Bikin Kebal, Kali Kedua Justru Lebih Berbahaya
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Minsarnawati mengingatkan perlunya menggunakan pelindung pada saat tidur untuk mencegah gigitan nyamuk, misalnya saja dengan memasang kelambu. Perlu juga memeriksa lingkungan sekitar rumah dan sekolah untuk memastikan tidak ada sarang nyamuk penyebab DBD.
"Kebiasaan menanam bunga di dalam rumah, potnya mengandung air, jadi nyamuk bisa berkembang biak. Air pot harus selalu diganti. Dispenser yang bawahnya banyak air, dan kulkas yang memiliki genangan air (juga bisa jadi tempat bersarang)," papar Minsarnawati.
Baca juga: Demam Dengue Mewabah, Taiwan Adakan Sayembara Tangkap Nyamuk
Dia juga mengingatkan untuk tidak malas menguras bak mandi. Setidaknya seminggu sekali, bak mandi perlu dikuras. Jangan lupa juga menutup bak-bak penampungan air.
(vit/up)











































