Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa penelitian gabungan dari Indonesia, Filipina, Thailand, Malaysia dan Vietnam sudah dilakukan tahun lalu. Penelitian dilakukan kepada 10.275 anak usia 2-14 tahun.
Baca juga: Vaksin Demam Berdarah Aman Dikonsumsi?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil penelitian menunjukkan efikasi vaksin pada anak-anak usia 2 tahun sampai 14 tahun di Indonesia sebesar 56,5 persen. Penelitian ini juga membuktikan bahwa vaksin Chimeric Yellow Fever Dengue (CYD) jenis Tetravalent Dengue Vaccine (TDV) berhasil mengurangi keparahan penyakit sebesar 88,5 persen dan mengurangi perawatan di rumah sakit kurang lebih 67 persen.
Prof Tjandra juga mengatakan bahwa hasil penelitian ini sudah diterbitkan di jurnal Lancet pada Oktober tahun lalu. Penelitian serupa juga pernah dilakukan di negara Amerika Latin dan Karibia.
"Penelitian yang menggunakan sampel 20.875 anak berusia 9–16 tahun berhasil menurunkan kasus dengue sampai 60,8 persen. Penelitian tersebut juga melaporkan keberhasilan mengurangi tingkat perawatan di rumah sakit karena dengue sampai 80,3 persen. Selain itu, menurunkan tingkat demam karena DBD hingga 88,5 presen," paparnya lagi.
Baca juga: Sedang Didaftarkan, Vaksin DBD Akan Tersedia Paruh Kedua 2015
Dikutip dari Nikkei Asian Review, CYD-TDV dinilai tidak memberikan perlindungan yang sama kuat pada 4 strain virus dengue. Vaksin ini paling kuat memberikan perlindungan terhadap strain DEN-3 dan DEN-4, sedangkan pada strain DEN-1 perlindungannya dikategorikan sedang dan pada strain DEN-2 dikategorikan lemah.
Kekhawatiran muncul di kalangan para ilmuwan karena lemahnya perlindungan terhadap strain tertentu bisa mempengaruhi sistem imun. Risiko untuk terinfeksi strain tertentu menjadi lebih tinggi. Kondisi ini, dikhawatirkan bisa memicu lebih banyak kasus fatal dari demam berdarah dengue.
(mrs/vit)











































