Dampak MERS di Korsel: Kunjungan Wisata Turun, Penjualan Masker Meningkat

Jakarta -

Dua warga Korea Selatan meninggal akibat tertular MERS (Middle East Respiratory Syndrome). Kekhawatiran akan semakin meluasnya persebaran MERS berdampak pada banyak hal, termasuk wisata dan penjualan masker.

Sebuah laporan menyebut adanya peningkatan angka penjualan masker di ibukota Korea Selatan, Seoul. Di sebuah jalan yang disebut sebagai 'pharmacy street', hampir semua orang mengenakan berbagai jenis masker warna-warni.

"Pekan lalu antara 23-31 Mei, penjualan masker meningkat 709 persen dan hand sanitizer 147 persen," kata Lee Sang-min, juru bicara situs jual beli online Auction, seperti dilansir NPR.org, Rabu (3/6/2015).

Baca juga: MERS Menyerang, 2 Warga Korsel Jadi Korban Tewas Pertama di Asia Timur

Belum ada larangan resmi untuk bepergian dari dan ke negeri gingseng tersebut. Namun sebuah laporan di Tech Times menyebut perusahaan otomotif Hyundai Motor meminta tenaga kerjanya untuk tidak mengunjungi wilayah Timur Tengah demi mencegah penularan MERS.

Merebaknya MERS di Korea Selatan juga berdampak pada bisnis pariwisata. Sebuah agen perjalanan di Tiongkok, Hana Tour melaporkan 300 orang telah membatalkan minatnya untuk berkunjung ke Korea Selatan karena khawatir tertular MERS.

Koran Kyunghyang Sinmun juga melaporkan bahwa wisatawan dari 'Greater China' paling banyak membatalkan rencana perjalanan ke Korea Selatan. Totalnya, agensi pariwisata Korea Selatan menyebut 2.500 pelancong membatalkan rencana perjalanan ke Seoul dan sekitarnya.

Selain menewaskan 2 warga, MERS di Korea Selatan telah membuat hampir 700 orang harus menjalani isolasi. Sejauh ini telah terkonfirmasi 25 kasus penularan. Dari beberapa dugaan jalur penularan, sebagian besar terjadi dalam perawatan di rumah sakit.

Baca juga: MERS Serang Korea Selatan, 3 Orang Positif dan 64 Lainnya Diisolasi

(up/up)