Jadi Kader Posyandu, Ibu Ini Buat Gerakan 'Sayang Ibu'

Young and Healthy

Jadi Kader Posyandu, Ibu Ini Buat Gerakan 'Sayang Ibu'

M Reza Sulaiman - detikHealth
Senin, 15 Jun 2015 10:03 WIB
Jadi Kader Posyandu, Ibu Ini Buat Gerakan Sayang Ibu
Rista Uli br Purba (Foto: Reza/detikHealth)
Jakarta -

Menjadi kader posyandu memang bukan pekerjaan mudah. Namun seorang ibu asal pedalaman Sumatera Utara tetap mengabdi selama lebih dari 10 tahun, bahkan membuat program khusus untuk ibu-ibu lain di daerahnya.

Sepintas tidak ada hal yang istimewa dari penampilan Rista Uli br Purba. Wanita berusia 37 tahun sehari-harinya berladang seperti kebanyakan warga di desa Belang Malum, tempatnya tinggalnya. Namun di sela-sela kesibukannya ibu ini masih rela untuk menjadi kader posyandu.

"Saya jadi kader posyandu sejak tahun 2000 di Posyandu Melati, Desa Belang Malum, Kecamatan Sidikalang," tutur Rista mengawali perbincangan dengan detikHealth dan ditulis Senin (15/6/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai kader posyandu sekaligus kepanjangan tangan puskesmas, tugas utama Rista adalah memantau kesehatan warga di desanya, terutama lansia dan anak-anak serta balita. Penimbangan berat badan, pemberian makanan tambahan serta penyuluhan rutin dilakukan. Selain program rutin tersebut, ada lagi program khusus yang menjadi unggulan posyandunya.

Program dengan nama gerakan sayang ibu tersebut dikhususkan untuk membantu kesejahteraan para ibu. Caranya dengan mengumpulkan uang kas yang nantinya akan diberikan sebagai bantuan atau hadiah kepada ibu-ibu di desanya.

Baca juga: Cerita Menkes Nila Soal Ubi Tumbuk, Kopi dan Hipertensi

"Jadi setiap kita ada perkumpulan masyarakat menyumbang, tiga ribu atau lima ribu. Uang itu dikumpulkan, kalau ada ibu yang masuk rumah sakit, atau ibu melahirkan kita kasih bantuan. Atau kadang kita berikan juga sebagai hadiah misalnya ibu ini anaknya berat badannya naik terus dan bagus, kita beri dia," ungkap Rista.

Mengabdi sebagai kader posyandu selama 15 tahun tentunya tak lepas dari masalah dan kesulitan. Masalah paling umum adalah keluhan dari masyarakat seputar bantuan dari pusat termasuk makanan, dan juga penerima manfaat BPJS. Tak sedikit masyarakat yang protes karena tak mendapat bantuan ataupun tak terdaftar sebagai penerima bantuan BPJS.

Namun Rista menghadapi segala keluhan tersebut dengan hati lapang. Meskipun tak dapat dipungkiri bahwa ada harapan agar bantuan makanan dan penerima manfaat tersebut diterima oleh seluruh masyarakat di desanya.

Baca juga: Hai Ibu, Ini Kata Dokter tentang Pentingnya Menjaga Nutrisi Anak

"Kami memang berharap semua bantuan itu supaya masyarakatnya dapat semua. Kasihan kami kalau melihat ada yang tidak dapat, protesnya ke kami, padahal kami sering juga nggak dapat karena diberikan kepada masyarakat, kami juga tidak digaji, melakukan ini murni karena jiwa sosial dan ingin anak-anak dan masyarakat kami lebih sehat," tuturnya lagi.

Atas pengabdiannya, Rista merupakan salah satu dari 10 kader posyandu yang mendapat penghargaan kader lestari dari Kementerian Kesehatan. Kader lestari merupakan penghargaan yang diberikan kepada para kader posyandu yang sudah mengabdi selama lebih dari 10 tahun.

(rsm/vta)

Berita Terkait