Dr Smita Patel dari Oxford University Hospitals mengatakan hubungan antara kurang tidur dan risiko infeksi memang ada, namun sulit dijelaskan. Studi membuktkan bahwa kurang tidur membuat sistem imun tubuh melemah, hanya saja penyebabnya tak bisa dijelaskan.
Baca juga: Mau Sembuh dan Terhindar dari Flu? Hindari Stres Sebisa Mungkin
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ragam studi sudah membuktikan bahwa memang kurang tidur dapat membuat seseorang lebih rentan kena penyakit. Salah satunya, studi yang dipublikan di Jurnal Sleep September tahun lalu.
Dalam studi ini disebutkan orang dewasa yang tidur kurang dari 5 jam lebih rentan 4 kali lipat terserang pilek daripada yang tidur 7 jam. Studi lain yang diterbitkan tahun 2009 menyebut orang yang kurang tidur kurang dari 7 jam lebih sering mengalami demam dan sakit kepala tiga kali lebih banyak daripada orang yang tidur 8 jam.
Yang terakhir, penelitian besar yang melibatkan 60.000 wanita mengatakan kurang tidur meningkatkan risiko pneumonia. Wanita yang tidur kurang dari 5 jam berisiko lebih tinggi mengidap pneumonia.
Namun hal ini bukan menjadi alasan untuk bermalas-malasan di kasur dan tidur lebih lama. Pada studi yang sama, mereka yang tidur lebih dari 9 jam juga memiliki risiko tinggi terserang pneumonia. Dr Patel mengatakan hal ini bisa saja terjadi akibat buruknya kualitas tidur.
"Anda bisa terpapar bakteri pneumonia di mana saja. Dan ketika Anda tidur terlalu lama, bakteri akan lebih mudah bersarang di hidung dan tenggorokan, dan perlahan-lahan turun ke paru-paru," ujarnya.
Baca juga: Musim Hujan, Kemenkes Waspadai Peningkatan Kasus Demam Berdarah (mrs/vit)











































