Sebuah penelitian di University of Pittsburgh mengaitkan kecanduan media sosial dengan risiko depresi. Seseorang yang mengakses 7-11 situs jejaring sosial punya risiko 3 kali lebih tinggi untuk mengalami masalah kejiwaan, termasuk depresi dan kegelisahan.
Menariknya, hasil survei terbaru di Thailand menyiratkan bahwa dampak tersebut dianggap sudah sangat mengkhawatirkan. Beberapa orang memasukkan rencana untuk berhenti atau membatasi akses ke media sosial, sebagai bagian dari resolusi tahun 2017.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menarik bahwa orang-orang mulai menyadari efek negatif media sosial terhadap hidupnya dan berencana menghindari kebiasaan modern ini di 2017," kata Sohrab Jahanbani, CEO Bidvine.com seperti dikutip dari Mirror.
Baca juga: Beda Pendapat, 'Unfriend' Nggak Ya? Pikirkan Untung Ruginya Bagi Kesehatan
Indikasi masalah kejiwaan antara lain ditandai dengan fenomena saling unfriend di jejaring sosial seperti Facebook. Resah dengan perbedaan pendapat yang disertai dengan saling sindir maupun saling serang, beberapa pengguna media sosial memilih untuk unfriend agar bisa menjalani hidup dengan lebih damai.
Peredaran hoax dan situs palsu juga membuat pengguna sosial media semakin tidak nyaman. Informasi-informasi yang meresahkan banyak beredar di media sosial, meski kebenarannya seringkali tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Baca juga: Hoax Kesehatan yang 'Basi Banget' Kalau Masih Muncul Lagi di 2017
Di kalangan remaja, kecanduan medsos juga jadi masalah lho. Simak videonya:
(up/vit)











































