5 Hal Baru dari Tubuh Manusia yang Ditemukan di 2018 (1)

Kilas Balik Kesehatan

5 Hal Baru dari Tubuh Manusia yang Ditemukan di 2018 (1)

Widiya Wiyanti - detikHealth
Senin, 24 Des 2018 19:34 WIB
5 Hal Baru dari Tubuh Manusia yang Ditemukan di 2018 (1)
Ilustrasi tubuh manusia. Foto: Thinkstock
Jakarta - Pada dasarnya, tubuh manusia itu luar biasa kompleksnya. Hanya tangan Tuhan lah yang dapat membuat tubuh manusia dengan berbagai proses di dalamnya.

Kita sebagai manusia hanya bisa mengetahui, menjaga, dan mempelajarinya apapun mengenai tubuh manusia, mulai dari anatomi, fungsi, hingga hal baru yang jarang diketahui khalayak ramai.

Dikutip dari Live Science, berikut 5 hal baru mengenai tubuh manusia yang ditemukan sepanjang 2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Menemukan interstitium

Foto: thinkstock
Sungguh mengejutkan para ilmuwan menemukan organ baru di tahun ini. Di bulan Maret lalu, para peneliti di New York dan Philadelphia menemukan interstitium, yaitu sebuah jaringan ruang berisi cairan dalam jaringan. Para peneliti menemukan ini di jaringan ikat di seluruh tubuh termasuk di bawah permukaan kulit, saluran pencernaan, paru-paru, dan sistem kemih dan otot.

Sebelumnya, organ ini belum ditemukan dalam mikroskopis standar. Karena organ ini belum resmi, maka dibutuhkan penelitian lebih mendalam.

Ayah mewariskan DNA mitokondria

Foto: Thinkstock
Biasanya orang mewarisi DNA mitokondria, atau bahan genetik yang ditemukan di dalam sel mitokondria berasal dari DNA ibu. Namun pada bulan November lalu, para peneliti menerbitkan sebuah studi, bahwa ayah juga mewarisi DNA mitokondria. Studi ini menemukan bukti bahwa 17 orang dari tiga keluarga berbeda tampaknya mewarisi DNA mitokondria dari ibu dan ayah mereka.

Temuan ini dikonfimasi oleh dua laboratorium tambahan, tetapi masih harus diperlukan banyak penelitian lebih lanjut. Peneliti mengatakan, bahwa ini benar, maka mereka bisa menemukan cara-cara baru untuk mencegah penularan penyakit.

Bakteri di otak

Foto: thinkstock
Para ilmuwan selalu menganggap otak sebagai situs 'steril' yang berarti terbebas dari bakteri atau kuman lainnya. Namun pada November lalu, para peneliti menemukan bukti awal adanya mikroba yang hidup di otak tetapi tidak berbahaya. Para peneliti mengambil gambar resolusi tinggi dari irisan jaringan otak manusia postmortem, dan menunjukkan adanya bakteri di dalam jaringan.

Nyatanya, tidak ada tanda-tanda penyakit pada otak yang dibuat sampel. Namun masih perlu dipertanyakan apakan adanya kemungkinan bahwa sampel otak terkontaminasi setelah kematian.

Mikroplastik ada di kotoran manusia

Foto: thinkstock
Mikroplastik atau partikel kecil plastik telah ditemukan dalam segala hal, mulai di laut hingga tanah. Tetapi di bulan Oktober, para peneliti dari Australia menemukan mikroplastik dalam sampel feses orang-orang di seluruh dunia.

Penelitian ini melibatkan delapan orang sehat yang tinggal di delapan negara berbeda. Setiap sampel feses yang dikirimkan mengandung partikel plastik berbahaya. Namun penelitian ini masih harus lebih didalami.

Kerutan berkaitan dengan penyakit jantung

Foto: iStock
Pada bulan Agustus, para peneliti dari Perancis menemukan bahwa orang-orang dengan kerutan di dahi yang lebih banyak kemungkinan mengidap penyakit jantung dibandingkan orang-orang pada usia sama tanpa kerutan di dahi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penuaan kulit sejalan dengan penuaan pembuluh darah. Maka dari itu, jika kamu memiliki kerutan di dahi, coba cek kesehatan jantungmu.

Halaman 2 dari 6
Sungguh mengejutkan para ilmuwan menemukan organ baru di tahun ini. Di bulan Maret lalu, para peneliti di New York dan Philadelphia menemukan interstitium, yaitu sebuah jaringan ruang berisi cairan dalam jaringan. Para peneliti menemukan ini di jaringan ikat di seluruh tubuh termasuk di bawah permukaan kulit, saluran pencernaan, paru-paru, dan sistem kemih dan otot.

Sebelumnya, organ ini belum ditemukan dalam mikroskopis standar. Karena organ ini belum resmi, maka dibutuhkan penelitian lebih mendalam.

Biasanya orang mewarisi DNA mitokondria, atau bahan genetik yang ditemukan di dalam sel mitokondria berasal dari DNA ibu. Namun pada bulan November lalu, para peneliti menerbitkan sebuah studi, bahwa ayah juga mewarisi DNA mitokondria. Studi ini menemukan bukti bahwa 17 orang dari tiga keluarga berbeda tampaknya mewarisi DNA mitokondria dari ibu dan ayah mereka.

Temuan ini dikonfimasi oleh dua laboratorium tambahan, tetapi masih harus diperlukan banyak penelitian lebih lanjut. Peneliti mengatakan, bahwa ini benar, maka mereka bisa menemukan cara-cara baru untuk mencegah penularan penyakit.

Para ilmuwan selalu menganggap otak sebagai situs 'steril' yang berarti terbebas dari bakteri atau kuman lainnya. Namun pada November lalu, para peneliti menemukan bukti awal adanya mikroba yang hidup di otak tetapi tidak berbahaya. Para peneliti mengambil gambar resolusi tinggi dari irisan jaringan otak manusia postmortem, dan menunjukkan adanya bakteri di dalam jaringan.

Nyatanya, tidak ada tanda-tanda penyakit pada otak yang dibuat sampel. Namun masih perlu dipertanyakan apakan adanya kemungkinan bahwa sampel otak terkontaminasi setelah kematian.

Mikroplastik atau partikel kecil plastik telah ditemukan dalam segala hal, mulai di laut hingga tanah. Tetapi di bulan Oktober, para peneliti dari Australia menemukan mikroplastik dalam sampel feses orang-orang di seluruh dunia.

Penelitian ini melibatkan delapan orang sehat yang tinggal di delapan negara berbeda. Setiap sampel feses yang dikirimkan mengandung partikel plastik berbahaya. Namun penelitian ini masih harus lebih didalami.

Pada bulan Agustus, para peneliti dari Perancis menemukan bahwa orang-orang dengan kerutan di dahi yang lebih banyak kemungkinan mengidap penyakit jantung dibandingkan orang-orang pada usia sama tanpa kerutan di dahi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penuaan kulit sejalan dengan penuaan pembuluh darah. Maka dari itu, jika kamu memiliki kerutan di dahi, coba cek kesehatan jantungmu.

(wdw/frp)

Kaleidoskop Kesehatan 2018
31 Konten
Berbagai informasi kesehatan meramaikan tahun 2018. Mulai dari hoaks tentang penyakit yang tidak jelas sumbernya, hingga kebijakan-kebijakan penting yang menyangkut kesehatan masyarakat. detikHealth merangkumnya untuk pembaca.
Berita Terkait